jpnn.com, SURABAYA - Tanoto Foundation dan Wahana Visi Indonesia hari ini memulai kerja sama untuk menjalankan proyek percontohan Go Baby Go, sebuah model kelas pengasuhan untuk optimalisasi tumbuh kembang anak.
Proyek ini akan dijalankan di Surabaya, Jawa Timur mulai Desember 2019 hingga Mei 2021 dengan tujuan meningkatkan kemampuan orang tua dan pengasuh untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan anak usia dini mereka.
BACA JUGA: Ussy-Andhika Kompak Urus Si Kecil Tanpa Baby Sitter
Termasuk di dalamnya tidak hanya perawatan fisik tetapi juga kebutuhan mereka yang sama-sama penting untuk kasih sayang, permainan dan komunikasi.
Go Baby Go (GBG) adalah model untuk pengembangan anak usia dini, yang tujuannya adalah memungkinkan anak usia 0 – 3 tahun, terutama yang paling rentan, untuk memiliki permulaan yang kuat dalam kehidupannya melalui pengasuhan keluarga yang melindungi dan mendukung kesehatan, gizi, perkembangan holistik dan pembelajaran.
BACA JUGA: Putri Titian Pilih tak Gunakan Jasa Baby Sitter
“Kerja sama ini sebagai wujud dukungan Tanoto Foundation terhadap pendidikan dan pengembangan anak usia dini di Indonesia. Kami berharap anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal sehingga mereka siap untuk melanjutkan pendidikan ke tahap selanjutnya. Hal ini juga sesuai dengan misi
Tanoto Foundation bahwa pendidikan berkualitas dapat mempercepat terciptanya kesetaraan peluang,” kata Global CEO Tanoto Foundation Satrijo Tanudjojo.
GBG dibangun berdasarkan rekomendasi berbasis bukti bahwa program pendidikan usia dini paling efektif menargetkan anak-anak termuda dalam keluarga yang paling rentan, untuk memberikan pengalaman belajar langsung melalui integrasi dengan dukungan masyarakat yang ada, kesehatan, gizi, pendidikan dan/atau struktur dan pendekatan perlindungan anak.
Proyek Go Baby Go (GBG) akan diimplementasikan di dua kecamatan di Surabaya, yaitu Kecamatan Simokerto dan Kecamatan Kenjeran. Kegiatan berlangsung di 8 posyandu yang ada di dua kecamatan tersebut dan menjangkau setidaknya 320 anak usia 0-3 tahun.
Metode yang akan digunakan adalah belajar dalam kelas dan kunjungan rumah untuk memastikan bahwa orangtua dan pengasuh mempraktikkan pembelajaran di dalam kelas secara konsisten di rumah. Kader Posyandu akan dilatih untuk bisa memfasilitasi kelas GBG bagi orangtua dan pengasuh dan melakukan kunjungan rumah sebagai tindak lanjutnya.
Seluruh kegiatan ini melengkapi program-program pemerintah yang sudah berjalan seperti Bina Keluarga Balita, Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) dan Posyandu.
Selain itu implementasi Go Baby Go (GBG) akan dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah penelitian sehingga bisa didapatkan hasil pembelajaran berdasarkan bukti yang baik untuk melakukan implementasi di wilayah yang lebih luas dengan kualitas yang baik.
Sementara itu, Direktur Nasional WVI Doseba T. Sinay mengungkapkan program percontohan ini diharapkan dapat menghasilkan praktik baik untuk bisa direplikasi ke wilayah lain di Indonesia.
"Kami memberikan apresiasi untuk kepedulian Tanoto Foundation pada kemajuan kesehatan anak Indonesia. Dengan semakin banyak kepedulian yang ada, kami optimistis kualitas kesehatan anak di Indonesia bisa terus ditingkatkan," tuturnya.
Wahana Visi Indonesia sendiri saat ini sedang mengimplementasikan proyek penurunan angka stunting di Kecamatan Simokerto, Surabaya, Jawa Timur sejak sekitar 5 tahun yang lalu dengan memperkuat program Posyandu, Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pendampingan PAUD dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat dan juga memonitor status gizi anak. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia