jpnn.com - JAKARTA - Pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar beserta seluruh anggota Timnas AMIN berdukacita atas meninggalnya tiga pendukungnya saat Kumpul Akbar Ber1 Berani Berubah di Jakarta International Stadium (JIS), Sabtu (10/2).
"Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya tiga pejuang perubahan di Kumpul Akbar Ber1 Berani Berubah di JIS pada Sabtu 10 Februari 2024. Kami mendoakan agar ketiga almarhum husnulkhatimah dan keluarga diberikan kesabaran,” ujar Anies, kemarin.
BACA JUGA: Masa Tenang Pilpres, Anies Beri Anjuran kepada Pendukungnya
Anies mengungkapkan perjuangan ketiganya untuk mewujudkan perubahan di Indonesia tidak akan sia-sia dan pasangan AMIN berkomitmen melanjutkan perjuangan ketiganya.
“Kami berkomitmen melanjutkan perjuangan Pak Dachyar, Pak Agus Rohendi, dan Pak Syaifudin untuk terwujudnya perubahan di Indonesia. Mereka bertiga adalah nama-nama yang tidak dikenal sebelumnya, tetapi telah berjuang dengan ikhlas dan keras hingga mengorbankan hidupnya demi terwujudnya perubahan di Indonesia," tuturnya.
BACA JUGA: Kecurangan Terungkap Berkat Dirty Vote, Anies: Hati-Hati Rakyat Marah!
Anies pun bertakziah ke kediaman salah satu pendukungnya itu, yaitu MB Syaifudin di Jalan Dasa Raya, Gandaria Utara, Jakarta Selatan, malam tadi.
"Insyaallah beliau orang baik, karena yang datang ke JIS kemarin kami saksikan mereka orang-orang baik yang saling tolong menolong, dan beliau adalah salah satunya,” katanya.
BACA JUGA: Anies Bersilaturahmi dengan Aa Gym di Masa Tenang Pemilu
"Insyaallah semua diberikan kekuatan ketabahan keluarga semua. Insyaallah beliau husnulkhatimah,” imbuh Anies.
Wakil Deputi Tenaga Kesehatan Timnas AMIN dr. Berlian Idris mengungkapkan Dachyar (58), yang tinggal di Bekasi, dibawa ke Pos Kesehatan oleh petugas pengamanan karena tidak sadar saat sedang naik tangga di JIS.
“Saat awal naik tangga, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah merasa sesak dan lelah, kemudian mendadak tidak sadar dan dievakuasi ke pos kesehatan. Berdasarkan keterangan keluarga, sebelumnya pasien sering mengeluh nyeri sekitar hulu hati dan selama ini dikira sakit mag atau asam lambung,” kata Berlian.
Dia mengungkapkan, saat itu tim kesehatan yang bertugas di JIS segera melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP), pemasangan infus, dan pemberian obat-obatan resusitasi.
“Pasien dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso dengan ambulans sambil tetap dilakukan RJP. Pasien dinyatakan meninggal dunia di IGD RSPI Sulianti Saroso dan diduga kuat mengalami serangan jantung sebagai sebab kematian,” tutur Berlian.
Sementara itu, Pak Agus Rohendi (57), yang berasal dari Bandung ditemukan tidak sadarkan diri oleh pejuang perubahan lain di lantai 1 Zona Selatan.
“Tim kesehatan segera melakukan RJP, memasang infus, dan memberikan obat-obatan. Pasien kemudian dirujuk dengan ambulans sambil tetap dilakukan RJP. Pasien dinyatakan meninggal dunia di IGD RSPI Sulianti Saroso. Sebab kematian pasien juga diduga kuat serangan jantung,” ucapnya.
MB. Syaifudin (62) dari Jakarta Selatan, ditemukan tergeletak di jalan di luar JIS.
“Tim kesehatan langsung memberikan pertolongan, melakukan RJP dan segera merujuk pasien dengan ambulans ke RS Royal Progress sambil tetap memberikan pengobatan di dalam ambulans. Pasien dinyatakan meninggal dunia di IGD RS Royal Progress. Penyebab kematian juga diduga kuat serangan jantung,” kata Berlian. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan