jpnn.com, JAKARTA - Berita duka datang dari dunia kedokteran, Dokter Michael Robert Marampe meninggal dunia.
Dokter Michael meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu 25 April 2020 sekitar pukul 22.00 WIB.
BACA JUGA: Turut Berduka, 150 Dokter Meninggal Dunia Setelah Terinfeksi Corona
Pria 28 tahun ini menjadi salah satu tenaga medis yang wafat karena terdampak penularan virus corona atau Covid-19.
Sebelum meninggal, Michael sempat membuat video singkat soal kondisinya. Termasuk bangganya telah menjadi dokter yang bisa maju di garda terdepan melawan Covid-19.
BACA JUGA: Ganjar Kecewa ada Pasien Positif Corona tak Jujur, Puluhan Tenaga Medis jadi Korbannya
"Halo teman-teman semua. Selamat pagi, selamat beraktivitas. Saya dokter Michael Robert Marampe. Hari ini adalah hari ke delapan saya dirawat. Saya menjadi salah satu korban dari Covid-19,” tutur dokter lulusan UKI ini.
“Buat saya, menjadi dokter adalah suatu kebanggaan tersendiri. Tetap bisa melayani pasien, bisa membantu banyak orang, dan tidak ada penyesalan sedikit pun. Buat teman-teman semua di garda terdepan, tetap semangat dan wajib menggunakan APD yang lengkap. Selalu semangat teman-teman semua dan Tuhan Yesus memberkati,” sambungnya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anies Kena Lagi, Gaji Guru Honorer Bagaimana? Sekolah Buka September
Mikhael menyebut, dirinya dinyatakan Covid-19 dari hasil rapid test. Dia lantas menjalani perawatan medis di RS Persahabatan selama delapan hari. Rencana pernikahan Michael pada 11 April 2020 lalu sempat tertunda lantaran tugas kemanusiaan.
Informasi meninggalnya Mikhael disampaikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui akun media sosialnya. Mikhael disebut berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
"Kalau dr Mikhael, dia kan sehari-hari praktik di Bekasi. Jadi dr Mikhael itu kan sudah sempat dirawat di Rumah Sakit Persahabatan kan ya. Waktu itu (statusnya) PDP, diobservasi di Persahabatan. Sudah sempat membaik, pulang ke rumah, kemudian belakangan dikabarkan masuk lagi ke rumah sakit, di Rumah Sakit Polri Kramat Jati," kata Humas IDI, Halik Malik.
Mikhael, lanjut Halik, sempat memiliki keluhan sesak napas selama perawatan. Karena itulah, Halik mengatakan ada dugaan Mikhael terjangkit virus corona.
"Yang kita tahu memang sempat dirawat dengan keluhan sesak napas salah satunya. Jadi untuk status perawatannya sendiri disebutkan dalam pengawasan, dalam observasi Covid. Tapi kan tentu untuk konfirmasi Covid saat ini standarnya kan tetap harus diperiksa konfirmasi. Ya itu SOP atau protap yang ada di rumah sakit, semua pasien ODP atau PDP itu harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan swab," jelas Halik.
"Jadi kalau dikatakan PDP tidak salah, karena kan memang dirawatnya di Rumah Sakit Persahabatan, di Rumah Sakit Polri, dengan keluhan terkait dengan Covid-19. Jadi memang ada dugaan ke sana, dari gejala-gejala yang dikeluhkan atau ditunjukkan selama perawatan," sambung dia.
Namun, Halik belum bisa memastikan apakah Michael bertugas menangani langsung pasien Covid-19 atau tidak.
"Rapid test kan itu kalau rapid test kan nanti hasilnya apakah reaktif atau non-reaktif. Biasanya kalau sudah ada gejala, dirawat di Persahabatan kan sampai 8 hari ya, dari pernyataannya beliau itu kan per tanggal 17 (April) ya, berarti dirawatnya tanggal-tanggal 10, tanggal 11 gitu kan. Beliau masih muda. Alumni UKI, masuk 2009, usianya 28 tahun," ungkap Halik.
Kabar meninggalnya Michael telah dibenarkan oleh Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti. "Ya betul," jelasnya. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia