Berita Duka, Eks Penerbang Tempur Ini Dimakamkan di TMP Kalibata

Senin, 25 November 2019 – 08:30 WIB
Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto memimpin upacara pemakaman eks Penerbang tempur sekaligus mantan Kasum TNI Marsdya TNI (Purn) Edy Harjoko di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (24/11). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Berita duka menyelimuti keluarga besar TNI Angkatan Udara. Pasalnya, salah satu putra terbaik TNI AU yakni Marsekal Madya TNI (Purn) Edy Harjoko meninggal dunia.

Almarhum Marsdya TNI (Purn) Edy Harjoko yang merupakan eks penerbang tempur jenis pesawat A-4 SkyHawk ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Utama, Kalibata Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2019).

BACA JUGA: Berita Terbaru Seputar Mutasi dan Promosi Jabatan Perwira Tinggi, Pati TNI AU Terbanyak

Upacara pemakaman Marsdya Edy Harjoko dipimpin oleh Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Joni Supriyanto. Turut hadir dalam upacara pemakaman putra kelahiran dari Kota Raja, Lombok Timur, Provinsi NTB itu antara lain Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim.

Untuk diketahui, Marsdya TNI (Purn) Edy Harjoko pernah menduduki sejumlah jabatan strategis, antara lain Kasum TNI Periode 2009-2011 dan sebelumnya pernah juga menjabat sebagai Komandan Sesko TNI.

BACA JUGA: KSAL Ikut Terbang dengan Pesawat Tempur Sukhoi TNI AU

Marsekal Madya TNI (Purn.) Edy Harjoko adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Udara lulusan Akademi Angkatan Udara TNI tahun 1975. Setelah lulus Akabri, Edy Harjoko langsung ditempatkan di Wingdik 01 Lanud Adisutjipto. Namun, pada tahun 1977 jabatan tersebut harus Edi tinggalkan ketika dia melanjutkan studinya di Sekolah Penerbangan.

Mengenai pesawat jenis A-4 Skyhawk atau Douglas A-4 Skyhawk adalah pesawat serang jet dengan spesifikasi berkecepatan sub-sonic yang awalnya dirancang untuk keperluan Angkatan Laut Amerika Serikat dan Korps Marinir Amerika Serikat di awal tahun 1950-an.

BACA JUGA: Pesawat Intai TNI AU Bantu Pencarian KM Lintas Timur yang Tenggelam

Pesawat jet ini memiliki sayap berbentuk delta dan bermesin tunggal pancargas, dirancang dan diproduksi oleh Douglas Aircraft Corporation (yang kemudian menjadi McDonnell Douglas) dan awalnya diberi nama A4D sesuai dengan sistem penamaan proyek dalam Angkatan Laut Amerika Serikat pra-1962.

Pesawat ini sebenarnya cukup ringan dengan berat minimum untuk lepas landas tidak lebih dari 24.500 pounds (11.100 Kg) dan memiliki kecepatan tertinggi lebih dari 670 Mile per jam (1.080 Km/H). Pesawat ini dilengkapi dengan beberapa peralatan misalnya, pelbagai macam peluru kendali, bom dan amunisi lainnya.

Pesawat ini juga membawa bom berat seperti yang pernah dibawa oleh pesawat Perang Dunia II yaitu pesawat pengebom Boeing B-17, dan bahkan bisa membawa peluru kendali berhulu ledak nuklir , B57 dan B61, menggunakan sistem pengeboman "low-alltitude" dan teknik "loft delivery technique".

Awalnya, pesawat ini ditenagai oleh mesin Wright J65; dan baru mulai tipe A-4E dan seterusnya, ditenagai oleh mesin dari Pratt & Whitney J52.

Skyhawk memainkan banyak peranan penting selama Perang Vietnam, Perang Yom Kippur, dan Perang Falkland. Tepat enam puluh tahun sejak pesawat ini diperkenalkan ke umum di tahun 1954, tidak kurang dari 2,960 buah diproduksi (hingga Pebruari 1979) dan ada yang masih dipakai, antara lain oleh Angkatan Udara Argentina dan Angkatan Laut Brasil.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara memiliki dan pernah mengoperasikan tidak kurang dari 35 buah dengan tempat duduk tunggal ataupun ganda. Di Indonesia, pesawat ini merupakan salah satu tulang punggung Angkatan Udara Indonesia setelah era armada pesawat Perang Dunia II yang dimilikinya sudah mulai uzur termakan usia seperti Lockheed T-33 Shooting Star dan F-86 Sabre selain untuk menggenapi skadron pesawat Northrop F-5 II E/F yang dibeli dari pemerintah Amerika Serikat kurang memadai untuk melengkapi skadron-skadron di Indonesia.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler