Berita Duka, Penulis 'Ali Topan Anak Jalanan' Teguh Esha Meninggal Dunia

Senin, 17 Mei 2021 – 14:24 WIB
Teguh Slamet Hidayat Adrai bersama God Bless (Antara/Instagram/@godblessrocks)

jpnn.com, JAKARTA - Wartawan dan penulis yang dikenal atas karyanya 'Ali Topan Anak Jalanan', 
Teguh Slamet Hidayat Adrai atau Teguh Esha, meninggal dunia, Senin (17/5).

Teguh Esha mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 7.23 di Rumah Sakit Dr Suyoto, Bintaro.

BACA JUGA: Berita Duka, Nikem Safitri dan Jalal Meninggal Dunia

"Telah berpulang ke Rakhmatullah sahabat kita, wartawan yang juga sastrawan, Teguh Esha 'Ali Topan Anak Jalanan', Senin (17/5) pukul 07.23 WIB di RS Dr Suyoto, Bintaro. Pemakaman siang ini dengan protokol kesehatan," kata Humas Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Evry Joe melalui pesan singkat, Senin (17/5).

Evry mengajak mendoakan almarhum Teguh Esha agar husnulkhatimah.

BACA JUGA: Berita Duka: Wartawan Terpapar Covid-19 Meninggal Dunia

"Mari kita panjatkan doa bersama mengiringi kepergiaanya. Semoga almarhum husnulkhatimah. Alfatihah," ungkap Evry.


Berita duka juga disampaikan grup rock God Bless lewat akun resmi @godblessrocks di Instagram.

BACA JUGA: Berita Duka: Komedian Bang Sapri Meninggal Dunia

Grup musik yang didirikan oleh Ahmad Albar, Jockie Soerjoprajogo, Fuad Hassan, Donny Fattah, dan Ludwig Lemans itu mengenang Teguh sebagai jurnalis, sastrawan, dan sutradara layar lebar.

God Bless pernah bekerja sama dengan Teguh pada 2016 saat penggarapan album "Cermin 7", yang mana dua lagu dalam album itu yakni "Damai" dan "Bukan Mimpi Bukan Ilusi" ditulis oleh Teguh. 

"Semoga almarhum beristirahat dengan damai dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan. Selamat jalan sahabat," tulis God Bless.

Teguh Esha yang lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 8 Mei 1947, merupakan penulis novel 'Ali Topan Anak Jalanan' yang pernah difilmkan pada 1977 dengan judul sama. Film ini disutradarai oleh Teguh sendiri.

Sebelum terjun ke dunia sastra dan film, Teguh juga merupakan seorang wartawan.

Ketika berkuliah di Fakultas Publisistik Universitas Prof Dr Moestopo Jakarta, dia bertemu dengan Deddy Armand, redaktur majalah Stop.

Deddy memintanya menulis apa saja di majalahnya. Hal ini memacunya untuk menulis banyak cerita bersambung.

Cerita bersambung pertamanya adalah 'Ali Topan Anak Jalanan' yang melegenda, mulai terbit di majalah itu pada 14 Februari 1972.

Kebesaran nama Teguh Esha tak lepas dari salah seorang mentor dalam karier kepenulisannya yaitu Asbari Nurpatria Krisna, sehingga gaya kepenulisannya bergaya sastra-jurnalistik, yang mengolah fakta menjadi fiksi.

Kala itu, Asbari menyarankanya untuk menjadi wartawan terlebih dahulu, baru kemudian jadi sastrawan untuk memperkaya karakter tokoh dalam novelnya.

Meskipun menjadi sastrawan dia tempatkan sebagai kerja sampingan, tetapi Teguh mampu menulis cukup produktif. Satu novel dapat dia selesaikan dalam waktu dua bulan.

Dia juga menerbitkan majalah Sonata dan menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi (1971-1973).

Kemudian, dia menerbitkan majalah Le Laki, menjabat sebagai pemimpin redaksi (1974-1977). Di majalah inilah dia menulis cerita bersambung "Dewi Besser".

Tahun 1977, dia kembali mengangkat cerita 'Ali Topan Anak Jalanan' ke dalam sebuah novel, yang diterbitkan oleh penerbit Cypress, yang kemudian banyak diminati oleh pembaca. Dalam jangka waktu enam bulan, novel itu telah dicetak empat kali.

Popularitas Teguh Esha makin terdongkrak oleh munculnya film "Ali Topan Anak Jalanan" (1977) dengan bintang utama Junaedi Salat dan Yati Octavia. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler