jpnn.com, JAKARTA - Keberhasilan I Ketut Sumayana, pemilik CV Bali Pure yang merintis usaha sejak 2015 lalu menginspirasi banyak orang.
Karena, dengan modal Rp 300.000 kini UMKM itu bisa memiliki pabrik sendiri.
BACA JUGA: 110 Tahun Berdiri, Sampoerna Masuk dalam 100 Perusahaan Terbesar Fortune Indonesia
Ketut mengatakan pola pikir simpel dan konsisten menjadi kata kunci untuk memulai usaha.
Hal itu diungkapkan Ketut saat webinar Indonesia Skills Week by Prakerja, Senin (21/8).
BACA JUGA: Pemberdayaan UMKM Sampoerna dapat Sambutan Baik dari Wali Kota Serang
Ketut merupakan salah satu pelaku usaha binaan Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC), sebuah program pemberdayaan UMKM binaan PT HM Sampoerna Tbk.
(Sampoerna) melalui payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.
Bali Pure saat ini telah menjelma menjadi salah satu UMKM dengan beragam produk seperti virgin coconut oil (VCO), minyak kemiri, serbuk kunyit, serbuk jahe merah, bubuk daun kelor, hingga produk kosmetik golongan B.
Saat ini produk Bali Pure sudah berlayar ke pasar global seperti Amerika Serikat, Hong Kong, Singapura dan sedang dalam penjajakan masuk ke Negeri Sakura.
"Pertama berpikir simpel. Saya dapat kunyit dari petani, lalu berpikir apa yang bisa saya buat dan orang butuh dari kunyit ini. Saya lihat di toko ada serbuk kunyit. Nah, ini bisa saya lakukan dari kunyit harga Rp 1.000 per kilogram bisa menjadi Rp 25 ribu," ujarnya.
Adapun Indonesia Skills Week by Prakerja adalah pelatihan gratis dan mudah karena dilakukan secara daring (online). Sampoerna, melalui SETC, menjadi salah satu mitra yang memberikan pelatihan kepada alumni peserta Kartu Prakerja.
Indonesia Skills Week by Prakerja mengangkat tema “Ubah Passionmu Jadi Bisnis” dengan belajar dari perjalanan merintis bisnis pendiri Bali Pure, Sumayana. Lelaki asal Bali ini merupakan salah UMKM yang mendapatkan pendampingan dari SETC.
SETC adalah pusat pelatihan kewirausahaan terpadu dari Sampoerna yang beroperasi sejak 2007. Pusat pelatihan ini berdiri di atas lahan seluas 27 hektare (ha) di Sidoarjo, Jawa Timur.
Program itu juga memiliki ruang pelatihan dan pertemuan, laboratorium kultur jaringan, area untuk ternak, perikanan dan penelitian, serta penginapan.
SETC senantiasa konsisten memberi pelatihan, pendampingan, pembinaan, hingga jejaring bagi para pelaku UMKM yang ingin berkembang. Pada akhirnya, manfaatnya dapat dirasakan, bukan hanya oleh para pelaku UMKM, melainkan juga bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Dalam perjalanannya selama lebih dari 16 tahun, SETC telah mendukung peningkatan kapasitas bagi sekitar 67 ribu peserta pelatihan dari seluruh penjuru Indonesia, termasuk Sumayana yang bergabung menjadi binaan SETC sejak 2018.
"Berkat sejumlah pelatihan bersama SETC, usaha yang dirintis dengan modal Rp 300 ribu kini bisa menjadi UMKM yang tumbuh positif dan telah memiliki kantor dan lini produksi sesuai standar BPOM," katanya.
Ketekunan dan konsistensi memasarkan produk membuat penjualan Bali Pure perlahan naik dan bisa menjangkau pasar luar negeri. "Baru-baru ini saya bersama dengan SETC habis dari Jepang [pameran Wellness Food Japan 2023] dan kami sedang menjajaki ekspor ke sana," papar Ketut.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul