Berkat Wakaf, Dua Pesantren di Lereng Gunung Slamet Dapatkan Sarana Air Bersih

Minggu, 01 November 2020 – 13:33 WIB
Pengadaan sarana air bersih untuk Pesantren At-Tholibiyah dan Tarbiyatut Tholibin. Foto: Badan Wakaf Al-Qur'an for JPNN

jpnn.com, TEGAL - Berada di lereng Gunung Slamet menjadikan Pesantren At-Tholibiyah dan Tarbiyatut Tholibin memiliki suasana belajar yang sejuk. Namun, setiap musim kemarau, warga lereng Gunung Slamet dan dua pesantren tersebut akan mengalami kekeringan air bersih.

Pasokan air di bak penampungan pesantren berkurang drastis, sehingga tidak mencukupi kebutuhan 800 santri Pesantren At-Tholibiyah dan 300 santri di Pesantren Tarbiyatut Tholibin.

BACA JUGA: Mahasiswa Pungli Bantuan Pondok Pesantren, Barang Buktinya Banyak Banget

Kondisi tersebut menggerakkan tim Badan Wakaf Al-Qur'an (BWA) mencari solusi pengairan saat musim kemarau tiba. BWA sebagai filantropi Islam dengan semangat inovasi wakaf berinisiatif memberikan solusi dengan wakaf. Mereka mengajak para wakif untuk berwakaf mewujudkan sarana air bersih untuk Pesantren At-Tholibiyah dan Pesantren Tarbiyatut Tholibin.

Chief Operation Officer BWA Ustaz Ichsan Salam menjelaskan, berkat dukungan ribuan wakif, pekerja, jemaah sehingga tim engineering BWA berhasil menyelesaikan pekerjaan pengadaan sarana air bersih ini dengan melakukan pipanisasi sepanjang 8,5 Km dari sumber mata air ke pesantren dan penduduk sekitar.

BACA JUGA: Kemenhub Serahkan Donasi Rp 2 Miliar untuk Air Bersih dan 100 Sepeda di NTT

Peresmian Wakaf Sarana Air Bersih dilaksanakan, Sabtu, 31 Oktober 2020 yang dihadiri kurang lebih 6.000 jemaah dan santri.

“Kami juga menyediakan bak penampung dengan kapasitas 25 ribu liter yang berfungsi sebagai bak pembagi air ke pesantren dan ke pemukiman warga,” ungkapnya, Sabtu (31/10).

BACA JUGA: Gubernur Nurdin Umumkan Kenaikan UMP Sulawesi Selatan, Berlaku Mulai 1 Januari 2021

Sebelumnya, pada 27 Maret 2019, Tim BWA melakukan tes geolistrik di sekitar Pesantren At-Tholibiyah dibantu tim geolistrik dari CV. Budi Semarang. Setelah hampir seharian melakukan tes geolistrik  didapatkan titik yang potensial dilakukan pengeboran.

"Ada lapisan akuifer di kedalaman 65 meter hingga 120 meter yang potensial untuk dilakukan pengeboran,” ujarnya.

Namun rencana pengeboran sedalam ratusan meter diubah mengingat biaya listrik bulanan akan sangat mahal untuk menarik air ke atas. BWA pun mencarikan solusi lain dengan membuat pipa penyaluran air dari sumber mata air sepanjang 8,5 Km.

Ustaz Ichsan mengatakan, proyek akhirat pembuatan pipanisasi ini tidaklah mudah, karena medan yang dilalui cukup sulit. Namun, tim BWA tidak pernah putus asa, hingga akhirnya tim menemukan titik sumber air dan menyalurkannya melalui pipa sepanjang 8,5 km.

“Jika para wakif melihat proses dan jalur pipanisasi, insyaallah akan takjub melihat medan yang sulit, curam. Namun para relawan dan pekerja begitu semangat untuk segera menyelesaikan pekerjaan ini,” kisahnya.

Ustaz Ichsan merasa bersyukur dan berterima kasih kepada para wakif yang telah menyalurkan hartanya untuk proyek pipanisasi ini. Kini Pesantren At-Tholibiyah dan Pesantren Tarbiyatut Tholibin juga warga sekitarnya, bisa tercukupi kebutuhan air bersih.

Sementara itu Pimpinan Pesantren At-Tholibiyah, Habib Muhsin ibn Tholib Al Atthos menyatakan terima kasih kepada semua wakif dan BWA juga para pihak yang membantu mewujudkan Wakaf Sarana Air Bersih ini.

“Insyallah adanya wakaf ini menjadi momentum baru bagi kehidupan pesantren dan warga sekitar untuk menjadi lebih baik lagi,” tandasnya.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler