Berkaus Tulisan Innalillahi, Meninggal di Atas Sajadah

Sabtu, 25 Februari 2017 – 06:28 WIB
Kaus yang masih melekat di jasad Jamiril. Foto: ARI SANDY/Rakyat Kalbar

jpnn.com - jpnn.com - Jamiril, 72, warga Jalan Kedaong RT21/RW06, Desa Bakau Kecil, Mempawah Timur, Mempawah, Kalbar, ditemukan meninggal di atas sajadah dalam kondisi duduk tahiyat akhir salat, Kamis (23/2) malam.

Saat ditemukan di kamar rumahnya, Jamiril mengenakan baju kaus oblong bertuliskan Innalillahi Raji'un dalam tulisan arab.

BACA JUGA: Napas Terakhir Imam saat Sujud Pertama Salat Jumat

Di tangannya masih memegang tasbih dan di atas sajadahnya tergeletak buku Surah Yasin.

Mayatnya ditemukan Ariansyah, 42 yang sedari awal menaruh curiga, karena mencium bau tak sedap ketika melintasi rumah Jamiril.

BACA JUGA: Meninggal saat jadi Imam, 2 Hari Lalu Sangat Wangi

“Saya akan melaksanakan hajatan nikahan anak saya. Saya bermaksud mengundang Pak Jamiril, makanya mendatangi rumah beliau,” kata Ariansyah, Jumat (24/2).

Setibanya di rumah Jamiril, bau busuk semakin menyengat. Ariansyah bergegas pulang mengambil senter.

Dia kembali ke rumah Jamiril dan memanggilnya dengan sebutan ‘Wak Endek Mi'il’ sebanyak tiga kali.

Kemudian memberi salam, namun tak ada jawaban. “Saya pun mencoba mengintip di dalam rumah,” jelasnya.

Awalnya Ariansyah kurang jelas melihatnya. Ketika disenter, dia terperanjat melihat jasad Jamiril dan mengeluarkan bau tidak sedap.

“Saya langsung menghubungi masyarakat setempat,” ujar Ariansyah.

Dijelaskannya, kondisi awal saat ditemukan, Jamiril duduk tahiyat akhir dalam salat.

“Di tangan kanannya masih memegang tasbih dan buku yasin tergelak di depannya,” ungkap Ariansyah sambil mencontohkan posisi mayat.

Kaswandi, adik Ariansyah yang juga melihat jasad Jamiril yang sudah membusuk tersebut, nyaris pingsan.

Menantu Jamiril, Nurifah, 42 mengaku bertemu dengan ayah mertuanya Senin (21/2) lalu. Saat itu kondisinya masih sehat walafiat.

“Selama ini bapak tidak ada keluhan sakit sama sekali. Terkecuali kakinya saja yang bengkak. Sesekali datang ke rumah saya minta diobati,” ungkap Nurifah.

Nurifah mengaku, ayah mertuanya tinggal sendiri di rumahnya. Jamiril sudah tidak lagi bekerja, karena lanjut usia.

“Kami tidak menyangka bapak meninggal. Karena tidak pernah sama sekali mengeluh sakit,” tuturnya.

Saat ketemu menantunya, Jamiril sempat berpesan, agar cucu-cucunya melihat kondisinya. Tampaknya sudah memberikan pertanda akan kematiannya.

“Kau tengok-tengoklah datok, kalau tadak kau tengok, datok sudah mati berulat,” tutur Nurifah menirukan ucapan mertuanya.

Kapolsek Mempawah Timur, Iptu Jamaludin mengaku, mendapat informasi penemuan mayat, jajarannya langsung mendatangi rumah Jamiril dan meminta keterangan saksi.

“Saat itu kita melakukan langkah cepat mendatangi TKP. Meminta keterangan saksi dan keluarga besar yang pada saat itu juga hadir,” ujarnya, seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

Ketika polisi akan melakukan autopsi, pihak keluarga melalui musyawarah mufakat tidak menginginkannya.

“Pihak keluarga menolak, karena tahu ayahnya memang sudah tua dan tak punya masalah dengan siapa pun. Malam itu juga jenazah korban dimakamkan di pemakaman umum milik keluarga,” tutur Jamal seraya mengatakan, diduga Jamiril meninggal pada Selasa (21/2) malam. Karena hari Senin masyarakat masih melihatnya. (ary)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler