jpnn.com, SANAA - Seorang ulama Yaman bernama Ibrahim al-Ubeidi menuding Yahudi dan Amerika Serikat (AS) berada di balik virus corona (COVID-19). Ubeidi menyampaikan tuduhannya dalam khotbah Jumat di Sanaa, Yaman pada 13 Maret lalu.
Menurut Ubeidi, tujuan Yahudi dan AS menciptakan COVID-19 adalah menutup dua kota suci umat Islam, yakni Makkah wa Madinah di Arab Saudi. Saat ini penguasa Arab Saudi telah mengosongkan area di sekitar Kakbah di Masjidilharam, Makkah yang sebelumnya selalu dipenuhi jemaah umrah.
BACA JUGA: Politikus & Media Turki Tuding Zionis wa Yahudi di Balik Virus Corona
Ubeidi menyatakan bahwa Israel dan Amerika bekerja sama dengan penguasa Arab Saudi yang menurutnya keturunan Yahudi. “Demi menjalankan skema Yahudi pada al-Haramaian (Makkah dan Madinah, red),” ujarnya.
Dalam khotbah itu Ubeidi juga memuji mendiang Hussein Badreddin Al-Houti, seorang tokoh politik dan militer Yaman yang meninggal pada 2004. Ubeidi mengatakan, Badreddin pernah mengingatkan dunia Islam tentang niat Yahudi, Israel dan Amerika mengontrol Masjidilharam dan Masjid Nabawi.
BACA JUGA: Ulama Syiah Sebut Legalisasi Pernikahan Sejenis Sebabkan Corona Mewabah
Ubeidi menuturkan, pada 2002 mendiang Badreddin menyatakan bahwa Yahudi bersama Israel serta Amerika akan menciptakan penyakit dan pandemi. “Dalam rangka menutup dua masjid di Makkah dan Madinah,” ucap Ubeidi.
Materi khotbah Ubeidi yang ditayangkan Al-Eman TV itu menjadi temuan Middle East Media Research Institute (MEMRI). Lembaga nirlaba yang berbasis di Washington itu bergerak dalam pemantauan media, khususnya di wilayah Timur Tengah dan Rusia.
Sebelumnya MEMRI juga membeber temuannya tentang isu COVID-19 telah digunakan untuk menyudutkan Zionisme dan Yahudi. Menurut MEMRI, politikus dan media Turki menuding Zionis punya kaitan dengan virus tersebut.
Salah satu politikus Turki yang menuding Zionis berada di balik COVID-19 adalah politikus kondang Fatif Erbakan. Putra mantan Perdana Menteri Turki Necmettin Erbakan itu pada 6 Maret silam menyatakan bahwa Zionisme merupakan bakteri berusia lima ribu tahun yang menyebabkan penderitaan orang-orang.
“Meskipun kami tidak memiliki bukti tertentu, virus ini telah menyajikan tujuan Zionisme untuk mengurangi jumlah masyarakat dan mencegahnya bertambah, dan penelitian penting mengungkap hal ini,” ujarnya.(jerusalempost/ara/jpnn)
Jangan Memaksakan Mudik ke Jawa Tengah:
Redaktur & Reporter : Antoni