jpnn.com, BOGOR - Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Budi Situmorang mengatakan kawasan Puncak telah mengalami penurunan kualitas sebagai kawasan resapan air.
Menurut Dirjen Budi, penyebabnya adalah perubahan tutupan lahan serta maraknya pelanggaran pemanfaatan ruang di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.
BACA JUGA: Sore Ini Puncak Bogor Masih Diguyur Hujan Deras, Siaga
"Mudah-mudahan hari ini kita bisa memulai kawasan Puncak untuk bisa menyelesaikannya. Semoga tahun 2024 kita sudah bisa lihat hijau royo-royo itu," kata Dirjen Budi melalui keterangan yang diterima Selasa (9/11).
Pada penutupan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional 2021 di Melrimba Garden Puncak, Bogor, Senin (8/11), Wamen ATR/BPN Surya Tjandra menyampaikan tahun ini akan fokus menanam pohon dan sumur resapan, terutama di wilayah Jabodetabekpunjur.
BACA JUGA: Di Vila Puncak Bogor IP Melakukan Aksi Nekat
Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono menyampaikan kawasan Puncak merupakan kawasan strategis, yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) hulu Ciliwung dan daerah tangkapan air Sungai Cisampai dengan luas kurang lebih 369 hektare.
Bambang berpesan rencana menyelamatkan kawasan Puncak dapat dimulai dengan pengelolaan DAS.
BACA JUGA: Truk Terbalik di Puncak Bogor, Ngeri, Ada Korban
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko menegaskan agar pengelolaan DAS harus menjadi prioritas utama.
"Intinya adalah hujan yang turun dari langit di kawasan Puncak dikembalikan ke bumi. Jangan dialirkan ke selokan karena selokan ujung-ujungnya mengalir ke sungai," papar Jarot.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara daring menyampaikan pesan untuk menjaga lingkungan di kawasan pegunungan.
Anies menegaskan kawasan pegunungan merupakan ekosistem yang harus dijaga kelestariannya.
Dia pun berharap dari ekosistem yang baik itu, menjadi hulu sungai yang ramah sehingga masyarakat yang berada di kawasan pesisir bisa menikmati aliran air dari kawasan pegunungan.
"Kami pun sangat apresiasi atas inovasi, terobosan, gerak cepat dari Pak Menteri ATR/Kepala BPN, yang telah membuat kita semua bekerja sebagai satu kesatuan," ungkap Anies.
Bupati Bogor Ade Yasin mengungkapkan kawasan puncak mempunyai fungsi ekologis bukan hanya untuk Kabupaten Bogor, tetapi untuk Kota Bogor, Kota Depok, Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, bahkan dunia karena Puncak merupakan kawasan cagar biosfer UNESCO sejak 1977.
"Untuk itu, mari berkolaborasi antarsemua pihak, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten atau kota, akademisi, masyarakat, para pengusaha termasuk pemilik perkebunan teh Ciliwung dan perkebunan teh Gunung Mas agar kawasan Puncak tetap lestari dan tetap mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, terutama sektor pariwisata," harap Ade. (mcr18/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Tim Redaksi