jpnn.com - Berolahraga di dalam ruang tertutup atau di gym kadang membuat Anda merasa bosan. Pilihan lain biasanya mencari suasana baru yang fresh dan menyenangkan dengan melakukan olahraga di ruang terbuka.
Selain bisa merasakan suasana baru yang menyenangkan, Anda juga bisa menikmati hembusan angin yang menerpa tubuh.
BACA JUGA: Manfaat Olahraga Kurang dari 1 Jam
Anda juga bisa merasakan efek interaksi langsung dengan alam di sekitar, melihat kesegaran tanaman hijau, menyaksikan indahnya bunga-bunga dan juga melihat lalu lalang orang lain di tempat yang sama.
Namun, Anda juga harus tahu bahwa berolahraga di bawah terik sinar matahari secara langsung tanpa penghalang memiliki risiko dan bahaya.
BACA JUGA: Olahraga Tepat Saat Berpuasa
Penelitian pendahuluan dari University of Nebraska di Omaha menunjukkan berolahraga di bawah terik sinar matahari mungkin tidak seefektif berolahraga di tempat yang lebih dingin.
Periset meneliti efek latihan/olahraga pada mitokondria seseorang, komponen sel yang membantu menghasilkan energi di sel otot untuk mengetahui seberapa besar dampak suhu terhadap kemajuan kebugaran.
BACA JUGA: Murah Meriah, 7 Aktivitas ini Bisa Membakar Banyak Kalori loh
Untuk melakukan hal ini, penulis mengambil sampel jaringan dari 36 peserta sebelum dan sesudah berolahraga di lingkungan beriklim sedang, panas dan dingin.
Apa yang mereka temukan sejauh ini tidak banyak perkembangan di mitokondria setelah berolahraga di suhu yang panas, yang didefinisikan sebagai 32 derajat Celcius.
"Ini bisa berarti berolahraga dengan suhu panas mungkin tidak membantu membangun otot atau berkontribusi terhadap kesehatan secara keseluruhan," kata penulis studi dan fisiologi laboratorium latihan di University of Nebraska di Omaha, Dustin Silvka, seperti dilansir laman MSN, Selasa (8/8).
"Sebenarnya, respon panasnya hampir sama seperti jika seseorang tidak berolahraga," Silvka menjelaskan.
Jelas, semakin sering Anda berolahraga, maka semakin mengubah mekanisme tubuh, bahkan jika Anda berolahraga di bawah terik sinar matahari.
Silvka dan timnya berencana menjelaskan hal ini saat mereka melanjutkan penelitian dan akan mengamati bagaimana otot peserta merespons latihan di suhu panas setelah tiga minggu masa pelatihan.
"Ada kemungkinan bahwa setelah periode aklimasi, respon otot skelet menjadi lebih baik," tambah Silvka.
Secara keseluruhan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan sebelum Silvka dan timnya mencapai hasil yang pasti.
Penulis penelitian telah menghabiskan sekitar enam bulan sejauh ini dan akan terus menjalankan eksperimen hingga September mendatang.
Tim peneliti kemudian akan menganalisis data selama setahun sebelum mengajukan kesimpulan mereka untuk dipublikasikan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa berolahraga di udara dingin bisa membantu kesehatan jantung dan berpotensi membakar lebih banyak kalori.
"Jika kita bisa mengoptimalkan hasil olahraga dengan menyesuaikan suhu di mana latihan dilakukan, kita bisa memiliki dampak positif pada banyak hal," pungkas Silvka.
Tapi jangan biarkan hal ini menghalangi Anda untuk melakukan latihan atau olahraga yang paling Anda sukai.
Bentuk olahraga apa pun, dalam iklim apa pun, lebih baik daripada tidak sama sekali.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Makanan ini Harus Anda Hindari Sebelum Berolahraga
Redaktur & Reporter : Fany