Bersama SOKSI, Bamsoet Lepas Burung Hantu untuk Basmi Hama Tikus di Tabanan Bali

Jumat, 29 Januari 2021 – 23:30 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melepas enam ekor Burung Hantu, yang akan menjadi predator alami memberantas hama tikus yang kerap merusak padi milik petani Subak Gunung, Penebel, Tabanan, Bali. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, BALI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melepas enam ekor Burung Hantu, yang akan menjadi predator alami memberantas hama tikus yang kerap merusak padi milik petani Subak Gunung, Penebel, Tabanan, Bali.

Keenam ekor Burung Hantu tersebut merupakan hasil penangkaran yang sudah dilatih berburu tikus oleh komunitas pecinta lingkungan, Bhakti Ring Pertiwi (B-Riper), didukung Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) SOKSI Bali.

BACA JUGA: Menguak Misteri Kematian Anjanii Bee, Wanita Bertato Burung Hantu

"Peran Depidar SOKSI Bali dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya para petani, sangat luar biasa. Di bawah kepemimpinan Ketua SOKSI Bali sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI, AA Bagus Adhi Mahendra, berbagai terobosan terus dilakukan. Salah satunya dengan membina masyarakat melatih dan melepas Burung Hantu. Memanfaatkan kekuatan alam untuk menjaga keseimbangan alam," ujar Bamsoet usai melepas enam Burung Hantu, di Bali, Jumat (29/1/21).

Turut hadir para pengurus Dewan Pimpinan (Depinas) SOKSI, antara lain Ketua Dewan Pembina Bobby Suhardiman, Ketua Umum Ahmadi Noor Supit, Ketua Harian sekaligus Ketua Depidar SOKSI Bali AA Bagus Adhi Mahendra.

BACA JUGA: Identitas Mayat Wanita Bertato Burung Hantu di Lengan Kanan Itu Akhirnya Terungkap, nih Namanya

Hadir pula Kepala Desa Penebel I Gusti Agung Ketut Sastrawan dan Ketua Komunitas Bhakti Ring Pertiwi (B-Riper) Penebel Putu Partayasa.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, karena sebelumnya sudah dilatih, keenam ekor Burung Hantu yang dilepas tersebut tidak akan pergi menjelajah wilayah lain. Tetapi, fokus memberantas tikus di lahan pertanian warga.

BACA JUGA: Satu Juta Kasus Corona, Bamsoet: Jangan Biarkan RS Melemah

Di lahan pertanian tersebut, juga sudah dibuatkan sangkar (rumah) untuk keenam burung hantu tersebut.

"Dalam berbagai jurnal penelitian, sepasang burung hantu bisa melindungi 20-25 hektare tanaman padi. Dalam waktu satu tahun, satu ekor burung hantu dapat memangsa 1300 ekor tikus. Kehebatan tersebut, salah satunya karena Burung Hantu memiliki kekuatan pendengaran yang sangat tajam, mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum SOKSI ini menerangkan, langkah Depidar SOKSI Bali ini sangat patut dicontoh berbagai kalangan, khususnya Depidar SOKSI di berbagai daerah lainnya. Semakin banyak Burung Hantu yang dipelihara, semakin banyak pula lahan pertanian yang diselamatkan. Sehingga meningkatkan produktifitas pertanian.

Badan Pusat Statistik Bali mencatat, pada tahun 2019 luas panen Padi di Bali sebesar 95.319 hektare, mengalami penurunan sebanyak 15.659 hektare atau 14,11 persen dibandingkan tahun 2018. Sementara produksi padinya diperkirakan sebesar 579.321 ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 87.749 ton atau 13,15 persen dibandingkan tahun 2018.

“Memang banyak penyebab penurunan produktivitasnya, salah satunya karena serangan hama tikus," pungkas Bamsoet.(jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
SOKSI   MPR   Bamsoet   burung hantu   hama tikus   Tabanan  

Terpopuler