jpnn.com, MEDAN - Calon wali kota Medan Akhyar Nasution berbagi pengalaman masa kecil, pada puluhan warga Suku Jawa di Medan yang tergabung dalam Aliansi Jawa Bersatu (AJB).
Akhyar menceritakan terlahir dari seorang ibu pedagang kopi biasa, saat AJB mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi.
BACA JUGA: Janda Dua Anak Tewas Bersimbah Darah di Rusunawa
Dalam acara tersebut sesepuh Suku Jawa di Sumut Olif Sujali terlebih dahulu mengemukakan maksud dan tujuan kedatangan mereka ke Rumah Pemenangan Akhyar-Salman di Medan, Selasa (10/11).
Olif kemudian mengajak seluruh warga Jawa yang tergabung dalam AJB di Medan, bersama-sama memenangkan pasangan calon nomor urut 1 itu.
BACA JUGA: Pembunuh Janda Dua Anak di Rusunawa Ditangkap, Nih Penampakannya
"Enggak usah panjang lebar, kalau ditanya orang milih siapa, bilang saja 'sing penting nomor siji', wes itu wae. Mohon doakan dengan ikhlas. Mudah-mudahan dengan kita ikhlas, Pak Akhyar menjadi wali kota Medan," ujar Olif.
Hal senada dikemukakan Ketua Panitia Deklarasi Wiluyo Hartono.
BACA JUGA: Cawalkot Medan Akhyar-Salman Didukung Sejumlah Pengemudi Taksi Online
Menurutnya, AJB terdiri dari orang Jawa yang berasal dari Paguyuban Joko Tingkir, Pendawa, Jawa Nusantara Bersatu, Paguyupan Arek Jawa Timur (Pagar Jati), Pujakesuma Medan, Paguyuban Putra Solo, hingga Satria Wibawa.
"Apabila nanti Pak Ahyar dan Pak Salman menang, kami meminta agar Kolonel Bejo ditabalkan menjadi pahlawan nasional dan itu membawa semangat warga Jawa di Kota Medan," ucapnya.
Menanggapi dukungan yang diberikan, Akhyar mengucapkan terima kasih.
Menurutnya, dukungan tersebut menambah semangat perjuangan menuju Medan lebih baik.
"Terima kasih saya ucapkan kepada semua keluarga besar aliansi warga Jawa Kota Medan, terlepas organisasinya apa. Ini adalah hal yang sangat penting kenapa Akhyar-Salman harus memenangi pilkada ini," ucapnya.
Akhyar juga menegaskan, bukan lahir dari orang yang hebat. Ibunya seorang pedagang kopi, sedangkan ayahnya hanya seorang penjahit.
"Kami itu 11 orang bersaudara, saya anak pertama. Mamak saya dodolan kopi, pak, ayah saya tukang jahit. Saya ngomong ini bukan mengeksploitasi masa lalu. Saya hanya menggambarkan kehidupan ini harus dijalani," katanya.
Calon wali kota petahana ini juga menegaskan, Akhyar orang biasa-biasa saja. Namun terpanggil berbuat bagi Kota Medan. Panggilan itu yang sebelumnya membawa Akhyar terpilih sebagai anggota DPRD dan kemudian sebagai calon wali kota Medan.
BACA JUGA: Letkol Oke Kristianto: Pelaku Ditangkap Saat Ganti Nomor Polisi Mobil di SPBU
"Menjadi seorang pemimpin itu adalah seorang pengambil risiko. Bagaimana nasib kota ini kalau yang coba-coba? Itu yang menjadi pertimbangan. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan kepada Akhyar-Salman," pungkas Akhyar.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang