INDIANAPOLIS - Bayi 14 bulan yang ditemukan selamat (survivor) dalam bencana angin puting beliung di Negara Bagian Indiana, AS, ternyata hanya bertahan sehari. Setelah selamat dari tornado yang menewaskan seluruh anggota keluarganya, Angel Babcock yang dalam kondisi kritis mengembuskan nafas terakhir kemarin (5/3).
Keluarga dekat memutuskan untuk melepas peralatan medis yang mempertahankan hidup bayi tersebut karena parahnya cedera yang dialaminya. Menurut MSNBC, sang kakek-lah yang mengambil keputusan itu.
Jack Brough beralasan bahwa terlalu banyak dan parah luka-luka yang dialami cucunya di bagian kepala. "Saya hanya memohon kepada semua orang untuk mendoakan cucu dan keluarga anak saya," katanya.
Angel ditemukan selamat di sebuah lapangan sekitar 150 meter dari rumah bergerak milik keluarganya di Kota New Pekin atau sekitar 64 kilometer sebelah barat Chelsea, di Salem, Indiana. Dia lantas dirawat di rumah sakit karena kondisinya kritis. Sang ibu, Moriah Brough, 20; ayahnya, Joseph Babcock, 21; serta dua saudaranya --Jaydon, 2, dan Kendall, 2 bulan-- tewas seketika dalam bencana tornado tersebut.
Menurut Borough, mendiang putrinya, Moriah, sangat mencintai keluarga. ’’Seluruh hidupnya hanya diabdikan untuk Joe (suami) dan anak-anak. Dia menyayangi anaknya dan selalu bersama mereka,’’ tuturnya.
Hingga kemarin, total korban tewas akibat tornado di AS mencapai 39 orang. Selain meluluhlantakkan beberapa negara bagian di kawasan Midwest, bencana itu menerjang negara bagian di selatan atau tenggara.
Kisah dramatis juga dialami bocah cilik Jamal Stevens, 7. Dia ditemukan selamat pada Minggu lalu (4/3) setelah tornado merobohkan rumahnya di Kota Charlotte, North Carolina. Menurut sang nenek, Patricia Stevens, puting beliung itu lalu merenggut dan menerbangkan Stevens dari atas ranjang. Selanjutnya, bocah itu terlempar sejauh 350 kaki (sekitar 107 meter) dan jatuh di tanggul di dekat sebuah jalan raya lintasnegara bagian.
Jamal hanya luka ringan akibat tornado yang menyapu rumah dua lantai milik keluarganya. Dia ditemukan tidak lama setelah tornado memorak-porandakan permukiman tempat keluarganya tinggal. "Saya belum pernah melihat atau mendengar (tornado) yang sedahsyat itu," ujar Patricia.
Dia mengenang ketika tornado menjebol dan menerbangkan dinding rumah-rumah di tengah pusarannya yang gelap. "Suaranya mengerikan. Saya tidak mau mengalaminya lagi. Saya tidak mau orang lain mengalaminya," tandasnya.
Rumah keluarga Stevens yang terdiri dua lantai nyaris musnah. Lantai atasnya hilang terbawa tornado dan hanya tertinggal sebagian kecil garasi dan tangga dalam. Penyekat ruangan dan puing-puing rumah mengotori lapangan yang berada di dekat persimpangan jalan.
Patricia menuturkan bahwa malam itu dia tidur di sofa di lantai bawah saat tornado datang. Menantu perempuannya bersama empat cucunya yang berusia 3 hingga 7 tahun, termasuk Jamal Stevens, tidur di lantai atas. Kilat dan petir tak henti menyambar. (AP/RTR/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebulan di Saudi, Milyarder AS Jadi Mualaf
Redaktur : Tim Redaksi