Bertambah Lagi Industri & Asosiasi yang  Mendukung Pendidikan Vokasi, Ini Daftarnya

Jumat, 20 Mei 2022 – 19:15 WIB
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengungkapkan peran penting dunia usaha dan industri. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) menggandeng DUDI untuk penguatan kemitraan di bidang vokasi.

Kali ini, enam DUDI dan satu asosiasi yang menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kemendikbudristek.

BACA JUGA: Pendidikan Vokasi Kemenperin Masih Dibuka, Buruan Daftar

Ketujuh DUDI dan asosiasi tersebut ialah Childfund International, PT Komatsu Indonesia, PT Pegadaian, PT Tira Austenite, PT Educa Sisfomedia Indonesia (Gamelab), Oracle Academy, dan PT Commeasure Solutions Indonesia (Reddoorz). 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto menjelaskan, kemitraan yang dibangun bertujuan mencapai keselarasan sehingga proses pembelajaran relevan dengan kebutuhan dunia kerja, baik di masa kini maupun masa depan.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Fasilitasi Mahasiswa Vokasi Kuliah di Luar Negeri, Kuotanya Banyak

Pada era yang kian dinamis saat ini, pendidikan vokasi memiliki posisi strategis dalam mencetak tenaga kerja terampil yang sesuai standar industri. 

Terwujudnya keselarasan melalui penguatan kemitraan akan menghasilkan SDM vokasi yang mampu meningkatkan daya saing industri. 

BACA JUGA: Pendidikan Vokasi Sebagai Sarana Mencetak Petani Milenial Tangguh

"Artinya, vokasi hari ini sangat berkaitan, bahkan berkontribusi pada keekonomian negara," tutur Wikan pada acara penandatanganan PKS serentak di Magelang, Jawa Tengah (20/5). 

Wikan menjelaskan, kalau untuk link and match memang tidak hanya sekadar penandatangan kerja sama. Terlebih, dengan adanya rencana kerja, ini berarti sudah diujicobakan dengan kurikulum baru.

Tercatat, 5.554 SMK yang tahun ini menerapkan kurikulum baru atau 70 persen dari jumlah SMK Tanah Air. Ditambah lagi, hadirnya SMK pusat keunggulan (PK) akan melatih SMK lainnya untuk berkembang.

Wikan menjelaskan, kemitraan yang dibangun harus diupayakan melalui pola kerja sama yang saling menguntungkan (mutual benefit).

Sebagai penerima manfaat atau pengguna lulusan SDM vokasi, DUDI harus digandeng untuk berperan aktif mulai dari proses penyusunan kurikulum yang sesuai kebutuhan hingga pada penyerapan lulusannya. 

Kendati demikian, Wikan menyebutkan tantangan yang dihadapi satuan pendidikan vokasi adalah mengejar ketertinggalan dari DUDI yang dari sisi teknologi maupun inovasi bergerak lebih cepat dibandingkan dunia pendidikan. 

Lebih lanjut dikatakan, penandatanganan PKS serentak ini adalah sebagai langkah awal penguatan soft skills, hard skills, dan pengenalan karakter budaya kerja bagi peserta didik vokasi yang nantinya diharapkan bisa memberikan perspektif tentang kontribusi vokasi yang bisa dikolaborasikan pada industri pengguna. 

"Dengan makin banyaknya industri yang terlibat, diharapkan mampu mendorong DUDI lainnya untuk turut berkontribusi terhadap pendidikan vokasi," ucap Wikan.

Selain PKS, juga dilaksanakan penandatanganan Rencana Kerja yang telah disusun antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dengan beberapa industri sebagai tindak lanjut penandatanganan PKS sebelumnya. 

Beberapa pihak yang menandatangani rencana kerja, di antaranya dengan Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, PT Kawan Lama Sejahtera, PT Tera Data Indonusa (Axioo). Selanjutnya, PT LX International, PT Cipta Karsa Adikarya, Yayasan Plan International Indonesia, dan Asosiasi Game Indonesia. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler