Bertemu Ajik Krisna, Bamsoet Singgung Rendahnya Kemampuan UMKM Tembus Pasar Ekspor

Sabtu, 26 Desember 2020 – 23:59 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo bertemu pengusaha Bali, Ajik Krisna. Foto: Humas MPR.

jpnn.com, BALI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah rendahnya kemampuan UMKM menembus pasar ekspor.

Menurutnya, saat ini kemampuan UMKM menembus pasar ekspor hanya sebesar 14 persen. Dia mengatakan bila UMKM hanya terfokus pada pasar domestik dan mengabaikan potensi pasar global yang besarnya sekitar 28 kali lipat pasar domestik, sama saja menyia-nyiakan berbagai peluang yang tersedia di pasar internasional.

BACA JUGA: Jokowi Gencar Sosialisasi PPh 0,5% UMKM Hingga Bali

"Kemampuan daya saing UMKM tanah air juga masih belum optimal. Karena jumlah yang mampu beradaptasi dan terhubung dengan ekosistem digital baru sekitar 13 persen," kata Bamsoet usai bertemu dengan pengusaha Bali, Ajik Krisna, di Bali, Sabtu (26/12/20).

Padahal, lanjut Bamsoet, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan hingga Kuartal-II 2020, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen. "Artinya, ada sekitar 196,7 juta jiwa penduduk Indonesia telah dapat menggunakan akses internet," ujar dia.

BACA JUGA: Bertemu Irjen Putu, Bamsoet Berharap Natal dan Tahun Baru di Bali Aman Kondusif

Ketua ke -20 DPR RI ini menjelaskan, hampir 96 persen pelaku usaha di Indonesia bergerak di sektor UMKM. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,19 juta unit, menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.

Kontribusinya terhadap produk domestik bruto sangat besar, mencapai 60 persen. Ironinya, lanjut Bamsoet, survei Asian Development Bank (ADB) pada 16 September 2020 menyebut 48,8 persen UMKM di Indonesia terpaksa gulung tikar.

BACA JUGA: Gubernur Koster Bilang Tak Ada Niat Sengsarakan Masyarakat Bali

"Kondisi ini diperparah oleh lingkungan bisnis permintaan domestik yang turun hingga 30,5 persen," jelas Bamsoet.

Karena itu, wakil ketua umum Kadin Indonesia ini berharap pemerintah mampu membangun iklim usaha yang dapat mendorong lahirnya inovasi baru. Mengingat Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index) menempatkan Indonesia pada posisi ke-85 dari 131 ekonomi negara di dunia.

Posisi ini belum mengalami peningkatan sejak 2018. Artinya, diperlukan langkah kreatif sebagai stimulus mendorong lahirnya inovasi baru di tanah air.

"Karena tanpa inovasi, UMKM hanya akan bergerak ditempat, atau bahkan lambat laun bisa tergulung roda zaman," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler