jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Asep Syarifudin mengkritik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto karena menemui Presiden RI terpilih Joko Widodo (Jokowi) di Stasiun MRT, Sabtu (13/7) kemarin. Sebab, kata Asep, pertemuan itu bentuk pengkhianatan terhadap umat.
Menurut dia, banyak umat yang menginginkan Prabowo tidak bertemu dengan Jokowi setelah kontestasi Pilpres 2019 yang dianggap penuh kecurangan.
BACA JUGA: Semoga Tak Ada Rahasia Kecil di Pertemuan Prabowo dan Jokowi
"Kalau Prabowo berkomunikasi, menurut saya ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap aspirasi umat," kata Asep kepada awak media.
BACA JUGA: Ijtimak Ulama IV juga Bahas Habib Rizieq
Namun, Asep memahami pertemuan Prabowo dan Jokowi telah terjadi. Hanya, dia tidak ingin Prabowo berbagi kekuasaan dengan eks Gubernur DKI Jakarta itu di pemerintah mendatang.
"Jadi, kalau kemudian sekarang membangun komunikasi apalagi dalam berita ada yang bilang bagi jatah 45 atau 55 persen, itu bagi kami, itu sesuatu yang tidak pada tempatnya,” tegasnya.
BACA JUGA: Ijtimak Ulama IV Bahas 4 Masalah, Pastikan tak Undang Prabowo
BACA JUGA : Analisis Ketum Muhammadiyah tentang Pertemuan Jokowi - Prabowo dan Isyarat soal MRT
Ke depan, dia menginginkan Prabowo bersama barisan partai yang pernah tergabung di Indonesia Adil dan Makmur, mengambil posisi sebagai oposisi.
"(Harapan) kami ulama tidak muluk-muluk. Sekiranya kemudian Jokowi tetap dianggap sebagai pemenang, kalau Prabowo mau berjuang serius, ya, jadi oposisi saja," pungkas dia.(mg10/jpnn)
Yusril Dukung Habil Marati:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jubir PA 212 Akui Amien Rais Sudah Berubah, Lantas?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan