Berusia 100 Tahun, PT Kertas Padalarang Beradaptasi dengan Perkembangan Zaman

Jumat, 03 Juni 2022 – 20:26 WIB
Memasuki usia 100 tahun, PT Kertas Padalarang berkomitmen terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Foto: dok PT Kertas Padalarang

jpnn.com, JAKARTA - Memasuki usia 100 tahun, PT Kertas Padalarang berkomitmen terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Perusahaan pabrik kertas pertama di Indonesia itu memperkuat dan memberikan jaminan pasokan bahan baku kertas sekuriti Peruri.

BACA JUGA: Plt Wali Kota Bekasi Berharap Budaya Membatik Tetap Eksis Mengikuti Perkembangan Zaman

Direktur Utama PT Kertas Padalarang Yazi Deswan mengatakan pihaknya memiliki branding sebagai Peruri Security Papermill yang memproduksi produk pita cukai, meterai, dan dokumen pertanahan untuk BUMN di bidang percetakan uang dan dokumen keamanan.

PT Kertas Padalarang berkomitmen mendukung Peruri meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbahan baku lokal dalam produksi kertas pita cukai dan meterai tempel.

BACA JUGA: Gandeng Peruri, Danareksa Finance Sediakan Fasilitas Digital Signature

"Sebelum 2020, Peruri masih mengimpor bahan baku kertas. Artinya, saat ini produk kertas sekuriti PT Kertas Padalarang memiliki kualitas yang sangat baik sejajar dan mampu bersaing dengan produk-produk kelas dunia," kata dia.

Yazi menyebut kunci dari peningkatan TKDN adalah inovasi, kolaborasi, dan adaptasi terhadap perkembangan zaman.

BACA JUGA: Layanan Digital Peruri Tak Kenal Hari Libur

PT Kertas Padalarang bertransformasi menjadi perusahaan penyedia high security paper terkemuka.

Perjalanan selama satu abad membuat perusahaan melakukan beberapa perbaikan dengan melakukan investasi peralatan dan revitalisasi permesinan untuk memperlancar proses produksi, meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas produk.

"Selain itu kami juga terus melakukan pengembangan produk untuk memenuhi permintaan dari para pelanggan," tegasnya.

Yazi Deswan menambahkan momentum peringatan satu abad menjadi titik tolak perusahaan untuk bergerak ke arah yang positif.

"Tidak lagi hanya mengandalkan menjadi pemasok bahan baku kertas sekuriti kepada perusahaan induk, tetapi mampu bersaing dalam lingkup nasional atau bahkan tingkat global," ungkap Yazi.

Tepat pada 22 Mei 1922, Pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk membuat pabrik kertas di daerah Padalarang, Bandung, Jawa Barat.

Lokasi itu dipilih karena dinilai strategis, dekat dengan sumber mata air yang berasal dari Kaki Gunung Burangrang mengingat pembuatan kertas membutuhkan air dengan debit yang konstan agar proses produksinya berjalan dengan lancar.

PT Kertas Padalarang didirikan bertujuan untuk memproduksi kertas sekuriti atas permintaan pemerintah saat itu sebagai bahan baku dalam membuat dokumen penting negara seperti kertas pita cukai, buku tanah, ijazah, kartu pos, wesel, KTP, Kartu Keluarga, Akta Lahir, SKCK, Giro Bilyet, CBS-I dan lainnya.

Peran vital PT Kertas Padalarang dalam membuat kertas sekuriti adalah untuk menghindarkan dokumen-dokumen berharga tersebut dari pemalsuan dengan memberikan fitur pengaman berupa tanda air (watermark) dan serat-serat khusus serta pengaman kimia lainnya pada kertas yang diproduksi.

Dalam setahun, pabrik yang dulunya bernama NV. Papier Fabriek Padalarang yang merupakan cabang dari NV. Papier Fabriek Nijmegan, Belanda ini dapat memproduksi 4.000 ton kertas untuk kebutuhan pelanggannya pada sejumlah instansi. Jumlah kapasitas tersebut menjadikan PT Kertas Padalarang menjadi pabrik kertas terbesar di Indonesia pada masanya.

Pada 2011 Peruri mengakuisisi PT Kertas Padalarang dengan kepemilikan saham sampai dengan saat ini sebesar 93,23 persen dan pemilik saham lainnnya yaitu PT Pengelola Investama Mandiri (PIM) sebesar 6,77 persen. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler