jpnn.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti membeberkan beberapa sektor yang mampu menjadi penopang pertumbuhan kredit pada 2021.
"Kami coba membedah sektor mana saja dan kami lihat seberapa siap perbankan menyalurkan kredit ke sektor-sektor ini," kata Destry dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (29/7).
BACA JUGA: BI Sebut Ada Peluang Bisnis Menjanjikan di Tengah Pandemi, Berprospek Ekspor
Destry mengatakan sektor yang mampu menjadi penopang pertumbuhan kredit yakni industri makanan, minuman, dan tembakau, tanaman perkebunan, industri kimia, industri elektronik, radio, televisi, dan peralatan komunikasi, tanaman pangan, perdagangan eceran, industri, karet, serta perdagangan impor.
Menurut dia sektor yang memiliki daya tahan cukup tinggi atau resilient di tengah Covid-19 adalah industri makanan, minuman, dan tembakau, tanaman perkebunan, serta industri kimia.
BACA JUGA: BI Catat Aliran Modal Asing Masuk ke Pasar Keuangan Mencapai Rp 7,55 Triliun
"Semenjak 2020 sektor-sektor tersebut sudah berhasil mendorong pertumbuhan kredit," bebernya.
Sementara itu, industri elektronik, radio, televisi, dan peralatan komunikasi, serta tanaman pangan merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi atau growth driver.
BACA JUGA: BIÂ Catat Utang Luar Negeri Indonesia Mei 2021 Menurun, Jadi Sebegini
Destry menyebutkan kedua sektor tersebut sangat menjanjikan ke depannya untuk mendukung kredit perbankan.
"Apalagi di era normal baru yang kita hadapi sekarang ini, maka telekomunikasi atau dunia yang berbasis digital itu merupakan sesuatu yang sangat menjanjikan ke depan, karena inilah pola kehidupan kita ke depannya," ungkap Destry.
Sedangkan, dia menilai, perdagangan eceran, industri, karet, serta perdagangan impor merupakan slow sectors atau sektor yang sudah mau bertumbuh, tetapi membutuhkan dorongan ataupun kebijakan untuk siap mendukung penyaluran kredit.
"Terdapat beberapa sektor yang sudah siap namun belum mampu mendukung pertumbuhan kredit, yaitu industri barang galian bukan logam, industri barang dari logam, industri kayu dan furnitur, industri kertas, serta industri otomotif dan alat angkut lainnya," ujar Destry. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia