jpnn.com, JAYAPURA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua memusnahkan Rp 1,7 triliun hingga November 2021.
Kepala Perwakilan BI Papua Naek Tigor Sinaga menyatakan uang itu sudah tak layak pakai atau lusuh.
BACA JUGA: Myanmar Jadi Negara ASEAN Pertama yang Gunakan Mata Uang China, Siapa Selanjutnya?
"Uang lusuh itu dimusnahkan di tempat pemusnahan uang milik BI yang ada di Jayapura," kata Naek di Jayapura, Selasa.
Naek memaparkan jumlah uang lusuh yang dimusnahkan itu mengalami penurunan dibanding 2020 yang tercatat Rp 2,1 triliun.
BACA JUGA: Punya Uang Rusak? Tukar Saja di Sini
Sebelum dimusnahkan, lanjut dia, uang-uang itu terlebih dahulu disortir dan kemudian dimusnahkan.
"Uang lusuh itu diperoleh dari kas keliling yang menjadi tempat penukaran uang atau dari bank-bank yang beroperasi di Papua," ujarnya.
Selain pemusnahan, Naek juga membeberkan ongkos distribusi uang terkini.
Dia menyebut saat ini biaya pendistribusian uang di Papua mencapai sekitar Rp 7-10 miliar.
Menurut dia, mahalnya biaya pengiriman uang di Papua karena berbagai faktor di antaranya ongkos menyewa pesawat yang biayanya sekitar Rp 50 juta per jam sekali terbang.
"Biaya pesawat cukup tinggi termasuk biaya cargo yang harganya mencapai Rp 45 ribu-Rp 60 ribu per kilogram dan sekali kirim uang sebanyak satu ton," jelas Sinaga. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia