jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia mengaku siap melakukan penyesuaian suku bunga acuan untuk meredam inflasi.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan suku bunga acuan siap digenjot jika ada tanda-tanda inflasi inti yang terdeteksi lebih tinggi.
BACA JUGA: Kabar Terkini dari BI soal Rupiah Digital, Ada Angin Segar nih!
Oleh karena itu, bank sentral akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi.
"Dalam kebijakan moneter, Rapat Dewan Gubernur BI sebelumnya telah memutuskan untuk mempertahankan kebijakan suku bunga acuan," kata Juda dalam Kegiatan Sampingan G20 Indonesia 2022 bertajuk "Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery" di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (13/7).
BACA JUGA: Terimbas Situasi di Ukraina dan China, Bank Sentral Malaysia Naikkan Suku Bunga
Juda mengakui saat ini Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mulai meningkat.
Kenaikan itu, lanjut Juda, didorong oleh tekanan dari sisi penawaran sebagai akibat wajar dari kenaikan harga komoditas internasional.
BACA JUGA: The Fed Agresif, BI Tetap Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5 Persen
Namun, inflasi inti tetap dalam target kisaran BI sebesar dua persen hingga empat persen.
Selain itu, dia mengatakan inflasi harga bergejolak juga meningkat, yang terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global.
"Ada juga kendala sisi penawaran yang disebabkan oleh cuaca buruk," ungkap Juda.
Inflasi harga yang diatur pemerintah pun tetap tinggi, yang dipengaruhi oleh harga tiket pesawat dan energi.
Juda menjelaskan peningkatan inflasi memang terjadi di seluruh dunia, dengan harga pangan dan energi menyentuh rekor tertinggi, yang memukul standar hidup di seluruh dunia.
"Pengetatan kebijakan moneter yang agresif untuk mengatasi inflasi di beberapa negara maju ekonomi, telah memperketat kondisi keuangan global dan telah mendorong pasar volatilitas baru-baru ini, " tuturnya.
Dia pun menekankan BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, serta instansi terkait melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengelola tekanan inflasi di sisi penawaran dan meningkatkan produksi.
"Kami akan tetap membangun koordinasi kebijakan moneter dan fiskal dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," tegas Juda. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul