jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengharapkan pada dokter dan tenaga kesehatan (nakes) tetap bersemangat serta menjaga kesehatan sehingga bisa melayani seluruh masyarakat.
Doni menyampaikan hal itu dalam Seminar Nasional XVII Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dan Seminar Tahunan XIV Patient Safety secara virtual, Jumat (30/10).
BACA JUGA: Pak Doni Anggap 23 Presenter TV Membela Negara karena Terbitkan Mars Ini
"Izinkan saya mengulangi kembali ucapan selamat hari jadi IDI (Ikatan Dokter Indonesia, red) dan Hari Dokter Nasional. Mudah-mudahan para dokter tetap semangat dan tetap jaga kesehatan sehingga bisa tetap melayani seluruh masyarakar Indonesia," ujar Doni.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 itu menambahkan, dahulu para pejuang adalah mereka yang memanggul senjata untuk mengusir penjajah demi kemerdekaan Indonesia merdeka.
BACA JUGA: Mari Bersyukur, Ada Kabar Sangat Menggembirakan dari Pak Doni
Namun, kata Doni, saat ini para pejuang ialah dokter dan nakes lainnya yang berjuang bersama seluruh komponen masyarak untuk menghadapi wabah Covid-19.
"Sekaligus kami doakan semoga para dokter yang telah gugur, telah wafat, mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan melepaskan kepergian para dokter," ucap Doni.
BACA JUGA: Doni Monardo: Ternyata Sekarang Sudah Sangat Bagus Sekali
Mantan Danjen Kopassus TNI AD itu menjelaskan, satu dari delapan program Satgas Penanganan Covid-19 ialah memberikan perlindungan kepada kelompok rentan, penderita komorbiditas, lanjut usia, dan tenaga kesehatan.
Menurut Doni, data IDI memperlihatkan hingga saat ini sudah ada 140 dokter yang wafat karena Covid-19. "Mudah-mudahan angkanya tidak bertambah lebih banyak lagi," ucapnya.
Doni menambahkan, data IDI itu juga menunjukkan bahwa angka tertinggi kematian dokter terjadi pada periode Juli, Agustus, dan September 2020. Menurutnya, memang pada periode itu angka masyarakat yang dirawat karena kasus positif Covid-19 cukup tinggi.
"Kami harapkan kasus positif bisa berkurang, dan yang dirawat di rumah sakit tidak banyak sehingga dokter bisa relaksasi," kata Doni.
Lebih lanjut Doni mengatakan, tiga hari lalu dirinya berkunjung ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu Doni memperoleh pemaparan dari Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Tugas Ratmono bahwa okupansi tempat tidur pasien pasien di Tower 6 dan 7 mencapai 90 persen saat puncak pandemi.
Namun berkat kerja keras komponen masyarakat terutama wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, sambung Doni, angka pasien yang dirawat sekarang mengalami penurunan.
"Sekarang menjadi di posisi 43,71 persen. Ini tentunya kerja keras para dokter yang bergabung di rumah sakit ini dari Aceh sampai Papua," katanya.
Selain itu Doni juga mengatakan, sebagian besar tenaga medis yang ikut berjuang melawan pandemi Covid-19 adalah dokter sukarelawan yang mendaftarkan diri untuk berparitipasi. Ada dokter militer dan nonmiliter.
"Total semuanya termasuk tenaga kesehatan lainnya itu mencapai hampir tiga ribu orang," ungkapnya.
Doni pun berpesan kepada para dokter memanfaatkan momentum istirahat untuk relaksasi. "Bukan cuti ya tetapi istirahat," tegasnya.
Menurut Doni, ada dokter yang dari awal munculnya kasus Covid-19 di Indonesia sampai sekarang itu belum pernah kembali ke kampung halamannya. Oleh karena itu Doni meminta pengaturan waktu sehingga para dokter juga bisa bertemu keluarga, rileks dan melakukan hal-hal bersifat personal.
"Sehingga ketika ada kasus meningkat kami harapkan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya lebih siap dan sehingga akan mengurangi kelelahan," ungkap Doni.(boy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Boy