Bidik Misi Diperluas Hingga Program Profesi

Ditarget Berlaku Mulai 2014 untuk Guru dan Dokter

Minggu, 31 Maret 2013 – 07:40 WIB
JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus memoles program beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (Bidik Misi). Diantara perkembangannya adalah, penyaluran beasiswa tersebut akan diperluas hingga program profesi. Khusunya untuk program profesi dokter dan guru.

Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, ketentuan perluasan program bidik misi ini bisa terlaksana karena setiap tahun jumlah anggaran pendidikan naik.

’’Tren APBN pokok terus naik, otomatis pagu 20 persen untuk dana pendidikan juga ikut naik,’’ katanya di depan penerima bidik misi Universitas Negeri Semarang (Unnes) kemarin.

Nuh mengatakan aturan baru ini merupakan hasil dari evaluasi Kemendikbud selama program bidik misi digulirkan.

Mantan rektor ITS itu mencontohkan, mahasiswa bidik misi yang lulus fakultas kedokteran itu masih membutuhkan biaya pendidikan untuk melanjutkan ke program profesi. Dia menilai dengan kondisi ini, mahasiswa bersangkutan masih butuh difasilitasi oleh bidik misi.

’’Ingat penerima bidik misi ini adalah keluarga tidak mampu. Jadi untuk mengambil biaya untuk pendidikan profesi juga mengalami hambatan,’’ paparnya. Nuh menegaskan jika mahasiswa yang lulus fakultas kedokteran (S.Ked) belum boleh bekerja atau berpraktik sebagai dokter.

Contoh lainnya adalah untuk mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP). Nuh mengatakan untuk menjadi seorang guru profesional, lulusan FKIP wajib meneruskan mengambil program profesi guru. Untuk mengambil program profesi guru selama satu tahun itu, dibutuhkan ongkos yang tidak murah.

Nuh mengatakan mahasiswa dari keluarga miskin tidak perlu khawatir dengan keberlanjutan program bidik misi. Dia mengatakan walaupun tahun depan mendikbudnya kemungkinan besar diganti, program ini tetap berjalan. ’’Sebab bidik misi termasuk program afirmatif yang tertuang dalam UU Dikti,’’ katanya.

Tahun ini bidik misi dialokasikan untuk 50 ribu mahasiswa baru dengan anggaran Rp 1,4 triliun. Sampai saat ini, program bidik misi telah dinikmati sekitar 142 ribu mahasiswa di seluruh PTN. Nuh terus berharap ada peningkatan dana pendidikan dalam APBN 2014 nanti, supaya alokasinya bisa ditambah.

Data SNM PTN 2013 Belum Diotak-atik Kampus
Selama ini hanya ada satu cara untuk mengakses program bidik misi. Yakni mahasiswa baru wajib mendaftar melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN).

Untuk SNM PTN 2013, ternyata sampai sekarang data pelamarnya belum diotak-atik oleh pihak kampus. Dari catatan panitia, jumlah pelamar SNM PTN 2013 mencapai 779 ribu orang.

Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia (MRPTNI) Idrus Paturussi mengatakan, memang betul untuk sementara ini data pelamar SNM PTN 2013 masih diendapkan dulu. ’’Kita baru bisa me-ranking data pelamar SNM PTN 2013 setelah hasil ujian nasional (unas, red) keluar,’’ katanya.

Rektor Unviersitas Hasanuddin (Unhas) itu mengatakan PTN belum bisa me-ranking data pelamar SNM PTN 2013 karena tidak efektif. Dia mengatakan pemeringkatan itu baru bisa dilaksanakan dengan pasti setelah panitia menggabungkan nilai rapor dan hasil unas pelamar SNM PTN 2013.

Idrus menegaskan jika pelamar SNM PTN 2013 dengan nilai rapor bagus berpotensi tidak diterima jika nilai unasnya rendah. ’’Begitu juga sebaliknya, jika unasnya bagus tetapi rapornya jelek juga bisa kalah dengan pelamar lain,’’ kata dia.

Ketentuan penerimaan SNM PTN 2013 juga merujuk pada kuota mahasiswa baru di masing-masing program studi (prodi) di seluruh PTN.

’’Misalnya kuota mahasiswa baru FK (fakultas kedoktera, red) Unhas adalah 150 kursi. Pelamar SNM PTN-nya mencapai ribuan orang, maka harus di-ranking dengan ketat,’’ pungkasnya. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Irjen Kemdikbud : Guru yang Terlibat Cuci Rapor Harus Didepak

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler