Bikin Masyarakat Sengsara Bukti Bukan Capres Nasionalis

Minggu, 18 Agustus 2013 – 21:01 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik  dari Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo, menilai beberapa nama calon presiden (capres) yang sudah menampakkan diri ke publik belum sepenuhnya memiliki rasa nasionalisme. Menurutnya, justru nama-nama capres yang muncul punya rekam jejak kurang baik.

Karyono mencontohkan capres Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical yang mengaku nasionalis tapi punya catatan buruk tentang Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. "Calon presiden yang muncul semua punya rasa nasionalisme. Ical nasionalis, dan dia akan marah besar kalau kita tuduh tidak nasionalis. Tapi bagaimana bila itu kita hubungkan dengan kasus Lumpur Lapindo? Nasionalisme yang seperti apa yang hendak dan akan dia junjun, kalau masyarakat (korban Lapindo, red) masih banyak yang belum dapat ganti rugi," papar Karyono dalam diskusi bertema 'Nasionalisme di Tengah Krisis Kepemimpinan' di Galeri Kafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (18/8).

BACA JUGA: Di Ruangan Jero, Mahfud Bantah Bahas Masalah SKK Migas

Nama lain yang disebut Karyono adalah Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. "Gita Wirjawan memang nasionalis, tapi bagaimana kalau kita kaitkan dengan kasus dugaan kartel bawang? Apa ini menunjukkan calon pemimpin baik? Bawang ini bahan pokok pangan masyarakat, artinya dia tidak berpihak pada masyarakat kan?" ujarnya.

Karyono bahkan menyebut nama-nama capres yang muncul belum sepenuhnya mendukung kesejahteraan masyarakat. "Jadi calon-calon capres kita ini masih jauh dari cita-cita membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. Itu contoh kecil saja ya, masih banyak yang punya kasus. Pak Prabowo (capres Gerindra Prabowo Subanto, red) misalnya yang dulu punya kasus kemanusiaan dan lain sebagainya," tuturnya.

BACA JUGA: Lebih Berpeluang Pengusaha di Konvensi Ketimbang Kader

Ke depan, Karyono berharap masyarakat bisa lebih jeli memilih tokoh di tengah krisis tokoh politik yang mempunyai rasa nasionalisme dengan mengedepankan kepentingan rakyat. "Saya rasa ke depan harus dicari pemimpin yang kuat. Pemimpin masa depan gak hanya mementingkan citra dan populer saja. Dia juga harus punya misi kerakyatan dan harus megedepankan jiwa nasionalisme dengan melindungi masyarakat dan menjunjung tinggi demokrasi," pungkasnya. (chi/jpnn)

BACA JUGA: KPK Dicibir tak Mampu Berantas Koruptor di Semua Lini

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayoritas Publik Ingin Awal Puasa dan Lebaran Dipastikan Lebih Dini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler