Bikin Telinga Lawan Memerah, Trump Malah Terancam Tanpa Dana Kampanye

Minggu, 14 Agustus 2016 – 05:46 WIB
Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com - WASHINGTON - Bukannya menarik simpati massa dalam kampanye, calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump malah menuai cibiran. Meski sukses membuat telinga kubu Partai Demokrat merah, Trump juga mengundang kegeraman internal Republik.

Celotehan tak enak dari Trump dalam kampanyenya kini mengundang setidaknya 70 politikus Republik menyebarluaskan petisi; setop dana kampanye untuk Trump.

BACA JUGA: Menteri Cantik ini Mundur Gara-Gara Ketahuan....

"Kami makin yakin bahwa kecerobohan, ketidakcakapan, kegemaran memecah belah, dan ketidakpopulerannya yang memecahkan rekor baru akan menjadi alasan utama kemenangan telak Demokrat,’’ tulis tokoh-tokoh tersebut dalam petisi tertulis mereka sebagaimana dilansir AFP, Jumat (12/8).

Setelah disosialisasikan pekan ini, surat itu bakal diberikan kepada Chairman Komite Nasional Republik (RNC) Reince Priebus. Karena proyeksi kemenangan Demokrat makin besar, para politikus Republik tersebut mengusulkan agar partai menyetop dana kampanye untuk Trump.

BACA JUGA: OMG! Suhu Panas di Negara Ini Dapat Membakar Kotoran Kuda

Mereka juga menyarankan supaya dana politik itu dialihkan untuk mendanai pemilu legislatif (memilih anggota Kongres AS) yang juga akan berlangsung pada November. Dalam petisi mereka, sedikitnya 70 tokoh Republik tersebut meminta partai segera berhenti mendanai Trump.

"Seharusnya ini bukan keputusan yang sulit. Sebab, makin hari, peluang bagi Donald Trump untuk terpilih sebagai presiden makin tipis,’’ papar tokoh-tokoh Republik tersebut.

BACA JUGA: Penumpang Gelap di Truk Sampah, Semua Ketakutan, Lihat Saja Videonya

Selama sekitar sepuluh hari terakhir, taipan 70 tahun itu memang terus-terusan menjadi headline media Negeri Paman Sam. Sebab, dalam rangkaian kampanyenya sejak resmi menjadi calon presiden (capres) Republik, Trump selalu memantik kontroversi.

Begitu tahu bersaing dengan Hillary Clinton dalam pilpres 8 November nanti, Trump tidak berhenti menyerang mantan first lady AS tersebut. Tetapi, belakangan, olok-olok dan sindiran terhadap lawan politiknya itu makin ngawur. Yang paling anyar, Trump menyebut Clinton dan Presiden Barack Obama sebagai pendiri ISIS alias militan radikal yang bersarang di perbatasan Irak dan Syria.

"Rangkaian kontroversi itu membuat kampanyenya sangat lekat dengan amarah dan boikot. Apalagi, dia telah membuat jutaan pemilih dewasa merasa terhina dan tersinggung,’’ tulis para perancang petisi dalam surat yang dipamerkan pada harian Politico tersebut.

Selain menghina muslim dan imigran, pebisnis keturunan Jerman-Skotlandia itu membuat kaum difabel serta perempuan dan kalangan minoritas tersinggung. Trump yang ceplas-ceplos memang sering melontarkan kata-kata yang tidak pas dikeluarkan seorang capres. Termasuk menebar fitnah dan hasutan. 

Namun Trump yang kehilangan banyak dukungan partai karena sikapnya yang tidak simpatik tidak bergeming. Ketika mendengar informasi tentang rencana Republik untuk berhenti mengalirkan dana politik kepadanya, suami Melania Knauss tersebut malah balik mengancam. ’’Jika hal itu terjadi, saya juga akan berhenti memberikan bantuan finansial untuk negeri ini melalui Republik,’’ tandasnya. (afp/bbc/cnn/hep/c14/any/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas TNI Bantu Anak Yatim dari Tentara Lebanon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler