jpnn.com, SURABAYA - Meski berharga mahal, terkadang undangan hanya akan terbuang sia-sia usai pesta berlangsung. Karena itu, dibutuhkan kreativitas, agar undangan tersebut tak lagi menjadi sampah. Salah satunya membentuk undangan menjadi pigura.
Erlin Yuliane Soenarto, pembuat undangan asal Surabaya, mengatakan bahwa desain pigura yang ada bisa dikategorikan dalam tiga jenis. "Ada klasik, minimalis, dan netral," ucapnya. Pengantin disarankan memilih jenis pigura yang diinginkan, baru memikirkan desain undangan yang diletakkan di dalamnya.
Jenis klasik biasanya dicirikan dengan ukiran pada pigura. Warnanya bergantung pemesan, tak selalu harus emas atau metalik. Kebanyakan klien memilih pigura satu warna. Corak yang menarik perhatian diletakkan pada desain undangan. "Bisa juga dengan ukiran-ukiran di desain undangan atau diberi sentuhan modern," ujar pemilik Taman Kado itu. Sentuhan modern bisa diberikan dengan desain natural seperti bunga-bungaan.
Sementara itu, pigura minimalis yang banyak diminta biasanya mengarah ke tema rustic. Serat-serat batang kayu jadi corak utama. Ada yang guratan kecil. Ada pula yang besar-besar dan dianyam. "Ada yang warnanya gradasi. Ada yang satu warna," ungkap Erlin. Pemilihan jumlah warna akan memengaruhi desain undangan. Untuk pigura satu warna, undangan akan didesain warna-warni. "Kalau piguranya sudah dua warna, undangannya harus soft," sahut Erlinda Tanzajaya, kawan Erlin.
Selain berguna, undangan dalam pigura tersebut juga bisa jadi suvenir bagi penerima undangan yang berhalangan hadir. Dengan demikian, setelah pernikahan, pengantin tidak perlu repot-repot mengirim suvenir ke penerima undangan yang tidak hadir. "Tapi, banyak juga yang di acara menyediakan suvenir lebih sederhana," ungkap Erlinda. (dya/c20/tia)
BACA JUGA: Suvernir Cantik Berbahan Dasar Kayu Jati
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jualan Suvenir Omzet Rp 286,7 Juta per Bulan, Wow!
Redaktur : Tim Redaksi