Bingung, Pemerintah Mengaku Salah Soal Diksi New Normal

Sabtu, 11 Juli 2020 – 08:41 WIB
Achmad Yurianto. Foto: ANTARA/Virna P Setyorini

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengaku salah memberikan istilah New Normal kepada masyarakat.

Yuri, panggilannya, mengungkap hal tersebut saat menjadi salah satu pembicara pada acara peluncuran buku ‘Mengadang Corona: Advokasi Publik di Tengah Pandemik’ karangan politikus PAN Saleh Partaonan Daulay di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Jumat (10/7).

BACA JUGA: Wakil Sekjen Demokrat Sebut New Normal Menambah Jumlah Kasus Positif COVID-19

“Diksi new normal itu sebenarnya di awal mau kami ubah. Waktu sosical distancing itu diksi yang salah, dikritik langsung kami ubah, new normal kemudian kami ubah menjadi adaptasi dengan kebiasaan baru,” kata Yuri.

Dia tidak menyangka bahwa istilah new normal itu diartikan masyarakat sebagai bentuk normal baru yang artinya melakukan hal yang sifatnya normal dengan menggunakan protokol kesehatan.

BACA JUGA: Pesan Jokowi Buat Kepala Daerah, Soal New Normal

“Echonya enggak pernah berhenti, amplify ke mana-mana gaung new normal itu ke mana-mana bukan new-nya malah normalnya. New-nya itu pelan, normalnya malah di belakangnya itu, keras,” imbuh Yuri.

Pihaknya mengaku bingung lantaran banyak masyarakat yang salah persepsi dengan istilah new normal.

BACA JUGA: Profil Achmad Yurianto, Dokter Militer yang Jadi Jubir Pemerintah Terkait Penanganan Virus Corona

“Kami bingung benar,” katanya sambil terkekeh.

Namun, sebagai juru bicara dia harus memberikan informasi akurat perihal Covid-19 yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Meski terkendala dengan adanya istilah yang membuat masyarakat bingung.

“Sulit bagi kami, karena posisi kami jadi jubir harus menjawab apa yang dibutuhkan masyarakat,” tandasnya. (rmol)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler