JAKARTA - Sejak tanggal 7 Januari lalu kantor Batavia Air yang beralamat di Jalan Juanda nomor 15 pindah ke Jalan Angkasa Raya Kompleks Indo Ruko Nomor 20N, Kemayoran, Jakarta Pusat. Namun saat kantor baru Batavia Air itu disambangi, ternyata sudah tak beroperasi.
Kantor berbentuk bangunan ruko tiga lantai itu tidak dibuka. Di depan pagar besi penutup kantor berwarna biru tertempel sejumlah kertas copy bukti pembelian tiket dan boarding pass milik para calon penumpang Batavia Air yang terlantar.
Ada sekitar 8 orang calon penumpang yang berdiri di depan ruko Batavia Air dengan wajah kebingungan. Pasalnya, pihak maskapai yang dinyatakan pailit itu tidak memberikan informasi apapun soal cara pengembalian tiket (refund). Bahkan kantornya justru kosong. "Saya sudah dari kemarin ke sini, tapi kondisinya sama kayak gini, tutup nggak ada informasi sama sekali," ujar salah seorang calon penumpang Batavia Air, Hari Chandra saat ditemui di lokasi, Jumat (1/2).
Menurut Hari, kemarin calon penumpang yang mendatangi kantor Batavia Air lebih banyak lagi. Tetapi karena tidak mendapat hasil apa-apa mereka pun memutuskan untuk pulang.
Hari mengaku bingung harus mencari info kemana lagi mengenai penggantian tiket. Pria asal Bogor itu pun menyerah dan memutuskan untuk menggunakan jasa maskapai lain untuk penerbangannya.
"Yah mau kemana lagi, kantornya yang di Bogor juga tutup. Saya sudah bolak balik, saya pakai penerbangan lain saja," ujar Hari.
Sementara itu Johan, salah seorang penyewa ruko di gedung yang sama dengan kantor Batavia Air, mengaku terkejut dengan bangkrutnya Batavia. Pasalnya sampai minggu lalu, maskapai yang batal diakuisisi AirAsia itu masih membuka lowongan pegawai baru. "Minggu kemarin masih buka lowongan, banyak yang interview malahan," ungkapnya.
Johan pun menduga pihak Batavia Air memang terburu-buru mengosongkan kantornya. Akibatnya, mereka tidak sempat meninggalkan pesan bagi para calon penumpangnya.
"Lihat aja tuh, AC nya sampai lupa dimatiin," ujar Johan sambil menunjuk sejumlah unit kompresor AC milik kantor Batavia Air yang dalam keadaan menyala dan meneteskan air. (dil/jpnn)
Kantor berbentuk bangunan ruko tiga lantai itu tidak dibuka. Di depan pagar besi penutup kantor berwarna biru tertempel sejumlah kertas copy bukti pembelian tiket dan boarding pass milik para calon penumpang Batavia Air yang terlantar.
Ada sekitar 8 orang calon penumpang yang berdiri di depan ruko Batavia Air dengan wajah kebingungan. Pasalnya, pihak maskapai yang dinyatakan pailit itu tidak memberikan informasi apapun soal cara pengembalian tiket (refund). Bahkan kantornya justru kosong. "Saya sudah dari kemarin ke sini, tapi kondisinya sama kayak gini, tutup nggak ada informasi sama sekali," ujar salah seorang calon penumpang Batavia Air, Hari Chandra saat ditemui di lokasi, Jumat (1/2).
Menurut Hari, kemarin calon penumpang yang mendatangi kantor Batavia Air lebih banyak lagi. Tetapi karena tidak mendapat hasil apa-apa mereka pun memutuskan untuk pulang.
Hari mengaku bingung harus mencari info kemana lagi mengenai penggantian tiket. Pria asal Bogor itu pun menyerah dan memutuskan untuk menggunakan jasa maskapai lain untuk penerbangannya.
"Yah mau kemana lagi, kantornya yang di Bogor juga tutup. Saya sudah bolak balik, saya pakai penerbangan lain saja," ujar Hari.
Sementara itu Johan, salah seorang penyewa ruko di gedung yang sama dengan kantor Batavia Air, mengaku terkejut dengan bangkrutnya Batavia. Pasalnya sampai minggu lalu, maskapai yang batal diakuisisi AirAsia itu masih membuka lowongan pegawai baru. "Minggu kemarin masih buka lowongan, banyak yang interview malahan," ungkapnya.
Johan pun menduga pihak Batavia Air memang terburu-buru mengosongkan kantornya. Akibatnya, mereka tidak sempat meninggalkan pesan bagi para calon penumpangnya.
"Lihat aja tuh, AC nya sampai lupa dimatiin," ujar Johan sambil menunjuk sejumlah unit kompresor AC milik kantor Batavia Air yang dalam keadaan menyala dan meneteskan air. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laba Facebook Turun Tajam
Redaktur : Tim Redaksi