jpnn.com, JAKARTA - Direktur Industri Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Mohammad Amin menyambut positif dibukanya bioskop pada masa pandemi Covid-19.
Sebab, pembukaan bioskop bakal berkontribusi besar terhadap perekonomian kreatif di tanah air.
BACA JUGA: HUT TNI, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Nonton Bareng di Bioskop
Pemerintah, kata Amin, menyiapkan tiga skema di dalam upaya memulihkan ekonomi nasional di bidang perfilman yaitu promosi, produksi, serta perlindungan dan pemanfaatan hak kekayaan intelektual film.
Khusus untuk sisi promosi 40 film nasional, pemerintah menyiapkan anggaran mencapai Rp 1,5 miliar per film.
BACA JUGA: Bioskop Mulai Dibuka, Sandiaga Uno Ingin Industri Perfilman Bangkit
"Ini untuk membantu para production house agar berani menayangkan filmnya di bioskop, sehingga ekosistem perfilman nasional hidup kembali," kata Amin melalui keterangan pers Humas KPCPEN, Rabu (6/10).
Selain itu, kata dia, berbagai program digelontorkan pemerintah agar sektor industri kreatif kembali bergerak meski masih di masa pandemi. Di antaranya Program Kreatif dari Rumah bagi pelaku seni.
“Ini sekaligus mengirimkan pesan, bahwa digitalisasi itu perlu untuk membangun ekonomi kreatif di masa depan," ujar Amin.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia Djonny Syafruddin menyambut baik langkah pemerintah dalam mendukung promosi film nasional.
“Di daerah, film nasional sangat disukai masyarakat,” ujar Djonny.
Dia berharap, film nasional bisa mendorong masyarakat kembali menikmati film di bioskop. Masyarakat pun tidak perlu datang ke bioskop.
Sebab, pihak pengelola selalu mengedepankan protokol kesehatan (prokes) di bioskop. Terbukti, selama ini tidak terjadi klaster penularan di bioskop.
Aktor sekaligus Wakil Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) 56 Ray Sahetapy berharap, industri perfilman nasional akan bangkit dengan diperbolehkannya masyarakat menonton di bioskop.
"Bangsa nusantara ini memiliki banyak kekayaan dan kultur yang unik yang tidak ada di tempat lain. Perlu bagi kita untuk mengungkapkan itu kepada dunia, melalui perfilman ini,” ujarnya. (ast/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan