Bisa Kisruh seperti Pilpres 2000

Demokrat-Republik Saling Tuntut di Beberapa Swing States

Selasa, 06 November 2012 – 05:36 WIB
Foto: news.monstersandcritics.com
WASHINGTON - Detik-detik terakhir menjelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2012 tak cuma diramaikan kampanye kedua kandidat, Barack Obama dan Mitt Romney. Tetapi, juga mulai dirambahnya ranah hukum oleh partai asal kedua calon, Demokrat dan Republik, untuk kepentingan masing-masing.

Di Florida, misalnya, partai asal Obama, Demokrat, mengajukan tuntutan hukum pada Minggu pagi waktu setempat (beda 12 jam dengan WIB). Inti tuntutan itu, waktu pemungutan suara awal (early voting) diperpanjang karena lamanya antrean di banyak tempat pemungutan suara.

Sebelumnya, badan legislatif di negara bagian yang dikuasai Republik itu mengetok keputusan untuk memotong waktu early voting. Dari 14 hari menjadi delapan hari saja yang berakhir Sabtu lalu (3/11).

Seperti dilansir New York Times kemarin, kubu Demokrat memberikan contoh kekacauan yang terjadi di Dade County, Miami, wilayah basis mereka. Sabtu lalu panitia pemilihan setempat hanya membuka kantor selama dua jam dan baru buka kembali Minggu sore (4/11).

Itu pun setelah didesak para pemilik hak suara. Di tiga county (semacam kawedanan di tata pemerintahan Indonesia dulu, Red) lain yang juga basis Demokrat, panitia pemilihan baru membuka kantor lagi Senin (5/11). Nah, Demokrat meminta penuntasan hak pilih bisa tetap dilayani sampai Selasa hari ini.

Apakah Demokrat mencium adanya upaya untuk menjegal dukungan kepada mereka mengingat Florida termasuk satu di antara sembilan swing states (negara-negara bagian nonbasis partai, tempat kedua kandidat sama-sama berpeluang menang, Red) yang ketat diperebutkan kedua calon? Tentunya demikian.

Tapi, bukan hanya Demokrat yang merasa dicurangi. Di Ohio yang juga termasuk swing state, Selasa pagi ini WIB tuntutan Republik juga mulai disidangkan. Poin tuntutan itu, pemilih tak boleh sekadar menyerahkan surat suara yang sudah diisi ke panitia pemilihan (yang bisa dikirim via pos). Tapi, harus datang sendiri ke lokasi pemilihan untuk dicocokkan identitasnya.

Kalau tuntutan tersebut dipenuhi, ribuan surat suara yang sudah masuk bisa dianggap tidak sah. Sebelumnya, di Iowa, Republik menuduh Demokrat berusaha memobilisasi para pemilih yang merupakan warga senior untuk mengisikan surat suara buat anggota keluarga mereka.

"Kalau benar itu yang terjadi, sungguh tindakan yang sangat melanggar peraturan." Demikian bunyi surat resmi tim hukum Republik kepada Panitia Pemilihan Presiden Iowa mengenai tudingan tersebut. 

Menurut CNN, saling tuding antar kedua kubu yang bermuara pada tuntutan hukum itu muncul sebagai akibat ketatnya persaingan antara Obama dan Romney. Diperkirakan, dari sembilan swing states, saling tuntut berpotensi terjadi di sekitar separo lebih di antaranya. 

Republik pada umumnya curiga ada upaya mobilisasi yang bisa memicu penggelapan suara. Sementara itu, Demokrat bersikeras melawan apa yang mereka anggap sebagai usaha menindas hak memilih.

Bisa jadi, berbagai persoalan hukum itu bakal membuat Pilpres AS 2012 ini berbuntut panjang. Apa pun hasil akhir yang diumumkan nanti berpotensi digugat ke pengadilan seperti yang terjadi pada Pilpres 2000.

Ketika itu Al Gore yang unggul dalam hal popular vote dinyatakan kalah oleh George W. Bush yang unggul tipis secara jumlah electoral vote. Salah satu pemicu kekisruhan saat itu adalah hasil pemungutan suara di Florida.

Di sisi lain, dalam kampanye masing-masing, Obama dan Romney sama-sama memosisikan diri sebagai agen perubahan sembari menunjuk sang rival sebagai penghambat.

"Anda ingin empat tahun ke depan seperti empat tahun terakhir ini atau Anda ingin perubahan nyata? Presiden Obama menjanjikan perubahan, tapi dia gagal memenuhi janji itu," kata Romney di hadapan sekitar 4.500 orang di Des Moines, Iowa. 

Sebaliknya, di hadapan 23 ribu orang di Hollywood, Florida, Obama menyebut Romney hanyalah mendaur ulang berbagai kebijakan Republik yang sudah terbukti gagal. "Setelah empat tahun saya menjadi presiden, Anda telah mengenal saya luar-dalam. Anda tahu saya bersungguh-sungguh dengan yang saya katakan dan saya mengatakan apa yang sesungguhnya," ujar Obama seperti dikutip USA Today. 

Romney masih berusaha keras memenangi Pennsylvania yang empat tahun silam dimenangi Obama dengan margin 10 persen dari calon Republik, John McCain. Karena itu, kubu Obama menuding upaya sang lawan tersebut sebagai tanda-tanda keputusasaan.

Sementara itu, di New Hampshire, negara bagian yang Obama kalah oleh Hillary Clinton dalam primary Demokrat empat tahun lalu, mantan Presiden Bill Clinton berkampanye untuk presiden ke-44 AS tersebut. "Dibandingkan apa yang mungkin terjadi kepada negara ini, Presiden Obama telah bekerja dengan baik," ungkap Clinton.

Endorsement Clinton tersebut tentu sangat menguntungkan Obama. Sang incumbent juga berada di atas angin berdasar jajak pendapat mutakhir oleh Pew Research Center, salah satu lembaga survei paling kredibel di AS.

Sebagaimana dilansir koran Inggris The Guardian, Obama unggul 48 persen berbanding 45 persen dari Romney. Namun, perlu diingat, margin kesalahan sebuah survei biasanya sampai lima persen. Jadi, Romney masih mungkin menciptakan kejutan. (c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buaya Teror Warga Palestina

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler