GRUP Salim ikut merasakan mulai membaiknya bisnis kelapa sawit di tanah air. Dua perusahaan perkebunan konglomerat pemilik Indofood itu mencatatkan kenaikan laba bersih pada 2014. Sebaliknya, bisnis otomotif yang dijalankan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) justru merugi.
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mencatatkan penjualan pada 2014 sebesar Rp 4,726 triliun atau naik 14,3 persen jika dibandingkan dengan Rp 4,133 triliun pada 2013. Laba bersih juga naik 19 persen menjadi Rp 916,704 miliar dibanding Rp 769,493 miliar pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan kinerja terutama disebabkan kenaikan harga jual rata-rata serta volume penjualan untuk produk minyak sawit (CPO) dan produk inti sawit (PK). Komposisi penjualan pada 2014 secara terperinci: produk sawit 90,4 persen, karet 5,8 persen, benih bibit 2,0 persen, dan lainnya 1,8 persen.
Pada akhir 2014 perusahaan yang akrab disebut Lonsum itu memiliki aset Rp 8,65 triliun. Presiden Direktur LSIP Benny Tjoeng mengatakan, 2014 merupakan tahun yang baik bagi perseroan walaupun tahun ini penuh tantangan bagi pasar minyak sawit Indonesia. "Kami senang karena kedisiplinan kami dalam mengeksekusi berbagai rencana strategis dapat mendorong Lonsum mencapai perbaikan dalam operasinya. Sehingga margin laba usaha Lonsum meningkat menjadi 26,2 persen dari 24,8 persen pada 2013," kata dia kemarin.
Ke depannya, jelas Benny, LSIP tetap berfokus dalam pengembangan organiknya dan akan terus memperhatikan biaya.
Perusahaan perkebunan Grup Salim lainnya, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), juga merasakan perbaikan di bisnis kelapa sawit dengan mencatatkan penjualan Rp 14,96 triliun pada 2014 atau naik 13 persen dibanding Rp 13,27 triliun pada 2013. Laba bersih tercatat Rp 842,286 miliar atau naik 60,7 persen dibanding Rp 523,953 miliar pada 2013.
Kenaikan penjualan didorong penguatan harga jual rata-rata dari produk sawit (CPO dan PK) serta kenaikan penjualan dari produk minyak dan lemak nabati. Laba bruto naik 39 persen menjadi Rp 4,10 triliun dengan margin laba bruto 27 persen, terutama seiring dengan peningkatan harga jual itu.
Laba usaha juga naik 38 persen menjadi Rp 2,44 triliun pada 2014 dengan margin laba usaha 16 persen seiring dengan peningkatan laba bruto.
Dengan begitu, keuntungan bersih Grup Salim dari dua perusahaan di industri kelapa sawitnya itu Rp 1,758 triliun sepanjang 2014.
Sebaliknya, kinerja IMAS, bisnis otomotif Grup Salim yang menaungi merek Suzuki (mobil dan sepeda motor), Nissan-Datsun, Volvo, Audi, dan beberapa merek lainnya, kurang cemerlang pada 2014. Pendapatan bersih tercatat Rp 19,458 triliun atau turun 3,16 persen dibanding Rp 20,094 triliun pada 2013. Dengan hanya penurunan pendapatan 3,16 persen, IMAS menderita rugi bersih Rp 147,492 miliar dibanding laba bersih Rp 532,456 miliar pada 2013.
Dalam laporan keuangan tidak diaudit ke Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, belum disebutkan secara spesifik beban yang diderita perseroan sehingga menderita rugi bersih. Sebab, perseroan juga tidak menderita rugi kurs. Beban penjualan hanya meningkat 16,6 persen menjadi Rp 1,332 triliun. Beban umum dan administrasi naik 10,3 persen menjadi Rp 1,079 triliun. Namun, ada faktor pengimbang seperti pendapatan operasi lain yang naik 36,7 persen menjadi Rp 926,980 miliar.
Yang terlihat cukup signifikan hanya ada pada pos manfaat (beban) pajak penghasilan bersih. Pada 2013 IMAS meraih manfaat Rp 25,617 miliar. Sedangkan pada 2014 terjadi beban pajak penghasilan bersih Rp 105,283 miliar. (gen/c9/agm)
BACA JUGA: Double Track Kereta Api Lintas Utara Makin Padat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Pabrik Semen Indonesia tak Menyalahi Aturan
Redaktur : Tim Redaksi