jpnn.com - Witan Sulaeman bercerita soal pengalamannya di Eropa. Sepak bola di benua biru rupanya tak semewah yang dibayangkan.
Penggawa Timnas Indonesia itu memiliki pengalaman kurang mengenakan saat membela klub Liga Slovakia, FK Senica.
BACA JUGA: Moncer di MLS, Eks Arsenal Tolak Bela Meksiko di Piala Dunia 2022, Kenapa?
Saat itu, klub yang mengalami krisis finansial memaksa pemainnya untuk bermain 100 persen meski gaji mereka belum dibayarkan.
Hal tersebut sempat membuat Witan kecewa, tetapi dia tetap bersyukur karena mendapat pengalaman penting selama di Senica.
BACA JUGA: Jadwal Liga Champions Dini Hari Nanti: Munchen vs Barcelona, Misi Kebangkitan Liverpool
"Sejak (gaji, red) kami tidak dibayar, tentu kami membicarakan itu di dalam tim. Manajemen menuntut kami harus melanjutkan Liga dan Piala Slovakia, dan bermain 100 persen," ucap Witan dilansir Tvnoviny.sk.
"Kami semua marah, tetapi kami tahu kami harus bermain. Namun, tanpa uang, itu menjadi pengorbanan besar setiap harinya," imbuh dia.
BACA JUGA: Debut Bersama Chelsea di Liga Champions, Graham Potter Ungkap Sebuah Janji
Walau dihadapi situasi krisis finansial di FK Senica, Witan tetap mengambil banyak pelajaran dari klub berjuluk Zahoraci itu.
"Saya sangat bersyukur para petinggi di sana memberi kesempatan kepada saya untuk muncul dan bermain. Saya tidak berbicara soal uang, tetapi pengalaman," imbuh dia.
Krisis finansial yang dialami FK Senica diakibatkan hutang klub yang menumpuk.
Akibatnya, banyak pemain senior yang mundur, termasuk Witan dan satu pemain Timnas Indonesia lainnya, yakni Egy Maulana Vikri.
Witan saat ini berkarier di AS Trencin, sedangkan Egy membela FC ViON Zlate Moravce.(mcr15/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib