Blokir Tol Jatibening, Warga Bakar Mobil Jasa Marga

Buntut Penutupan Terminal Bayangan

Sabtu, 28 Juli 2012 – 01:01 WIB

BEKASI - Dari pagi hingga menjelang siang kemarin (27/7), ruas tol Jakarta-Bekasi lumpuh. Ini karena ada aksi massa yang memblokir jalan bebas hambatan tersebut. Massa juga membakar sebuah mobil operasional pengelola jalan tol, PT Jasa Marga.

Kemarahan massa karena perusahaan tersebut menutup akses terminal bayangan yang ada di titik km 8, Jatibening, Bekasi. Hingga sekitar pukul 10.00 WIB api masih mengepul di tengah jalan tol sebagai akibat pembakaran mobil Daihatsu Zebra Pickup B 9548 YT milik Jasa Marga. Namun, setelah ada negosiasi antara Jasa Marga dan warga, akhirnya akses terminal bayangan tersebut dibuka kembali.

Massa beranggapan dengan penutupan terminal ini pendapatan warga hilang sampai ratusan juta rupiah per harinya. Setiap hari, versi kepolisian, di terminal bayangan Jatibening, lalu lalang penumpang mencapai 1.000 orang per hari.

Dampak besarnya jumlah penumpang itu, masing-masing penyedia jasa ojek mampu mengais rejeki Rp 60 ribu untuk setiap beroperasi di jam kerja pukul 06.00 pagi. Belum lagi, jam pulang kerja sekitar pukul 17.00, penyedia jasa tukang ojek ini kembali mendapat tambahan penghasilan Rp 60 ribu. Saat ini jumlah tukang ojek yang berada di terminal itu mencapai 700 unit sepeda motor.

Sementara untuk angkutan yang setiap hari berhenti sedikitnya, tujuh angkutan kota antarprovinsi (AKDP). Di antaranya Sinar Jaya, Agra Mas, Warga Baru, Setia Negara dan ditambah satu angkutan kota K 58 jurusan Bekasi-Kampung Rambutan.

Sedang, untuk terminal bayangan yang satunya atau dengan tujuan ke Bekasi, angkutan tersebut banyak yang mangkal hingga berjam-jam di pinggir tol. Akibatnya, lalu lalang penjual makanan pun terlihat di ruas tol. Sementara untuk tujuan Jakarta, seluruh awak kendaraan hanya transit di terminal tersebut.

Aksi yang hampir mengikutsertakan ribuan warga ke badan jalan tol itu diwarnai ketegangan. Massa sempat saling kejar-kejaran dengan salah satu kelompok pemuda. Karena jumlah pendemo lebih besar, gerombolan pria berbadan tegap itu akhirnya kabur meninggalkan lokasi pemblokiran.

Karena sudah tersulut emosi, satu mobil derek jenis Daihatsu Zebra Pikup bernopol B9548 YT milik PT Jasa Marga (Persero) yang sedang melintas ke arah Jakarta langsung dibakar massa. Bahkan, massa juga membakar ban-ban di sekitar area sebagai bentuk protes keras penutupan tempat naik turun penumpang bus secara ilegal oleh pihak Jasa Marga yang dilakukan sejak pukul 02.00 pagi.

Sampai-sampai  Wakapolda Metro Jaya Suhardi Alius, Kabiroops Polda Metro Jaya Kombes Agung Budi Maryoto bersama rombongan sempat dilempari batu oleh warga.

Aksi anarkis yang dilakukan warga, kata salah satu pendemo, Masran, 40,  karena pihak Jasa Marga memaksa menutup terminal bayangan dengan membawa sekitar 30 preman di sekitar pintu keluar Gerbang tol Jatibening. Warga bingung dan protes melihat akses masuk bus ditutup dengan beton.

"Kami masih sahur dan melihat dari jarak sangat jauh penutupan yang dilakukan oleh pihak Jasa Marga. Saya bersama warga sangat kecewa, karena pihak jasa marga tidak berkordinasi terlebih dahulu dengan kami soal penutupan kembali. Dan Jasamarga ingkar janji dalam perjanjian," kata Masran.

Dikatakan, terminal bayangan tersebut kini sudah menjadi mata pencaharian utama warga sekitar.  "Dengan ditutupnya terminal bayangan banyak orang kehilangan penghasilan. Mau makan apa mereka?" tambah Masran.

Untuk menghindari aksi anarkis lebih meluas, tim Polda Metro Jaya bersama Polresta Bekasi Kabupaten menerjunkan 450 personil lengkap dengan kendaraan anti huru-hara.  Untuk meredam aksi warga, pihak kepolisian membuka secara paksa beton yang dipasang oleh pihak PT Jasa Marga dan terminal bayangan kembali diaktifkan.

Perwakilan warga, Polri, Jasamarga dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi langsung membuat kesepakatan baru.
Menanggapi pembukaan kembali terminal bayangan Jatibening itu, Kepala Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek Yudi Krisyunoro mengatakan, terminal bayangan untuk sementara diperbolehkan.

Namun, aktivitas naik turun penumpang tidak boleh dilakukan di bahu jalan tol. Untuk yang ke arah Cikampek. "Bus-bus harus keluar dulu untuk naik turun penumpang dan masuk tol lagi," terangnya.

Sejauh ini, sejumlah bus yang mengarah ke Jakarta, kata Yudi, masuk melalui kantung parkir atau pool derek Jasa Marga agar dapat menaiki dan menurunkan penumpang. Kemudian bus tersebut kembali melintas di tol lagi.

Dengan demikian, lalu lalang kendaraan di jalan tol tidak terhambat. "Kita sudah sepakati, jangan ada lagi warga memblokir tol," tegasnya.

Sebenarnya, penertiban terminal bayangan ini dilakukan sesuai UU Lalu Lintas No 22 Tahun 2009 dan PP RI No 15 Tahun 2005 Pasal 41 yang melarang menaikkan atau menurunkan penumpang di jalan tol. "Karena terminal itu seringkali menimbulkan kecelakaan. Bahaya bila banyak bus berhenti dan kendaran dari belakangnya jalan dalam kecepatan tinggi. Kecelakaan besar bisa terjadi," tuturnya.(dny/dni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Digugat Cerai, Lurah Cisarua Tewas di Ruang Sidang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler