Darmaningtyas mengatakan, SPM merupakan standar pelayanan yang seharusnya dipenuhi sejak bus Transjakarta beroperasi. Salah satu yang bisa dilakukan untuk menerapkan SPM adalah dengan peremajaan tepat waktu. Sayangnya, hingga usia busway yang sudah beranjak 8 tahun, SPM tak kunjung bisa dipenuhi. “Bahkan layanan tersebut dari hari ke hari semakin memprihatinkan," ujarnya.
Lebih lanjut katanya, dalam kualitas, Transjakarta belum dapat dibanggakan sebagai angkutan massal cepat (mass rapid transit) berbasis bus. Kapasitas sistem jaringan yang hanya 4000 penumpang per jam per arah (passenger per hour per direction/ pphpd) terlalu kecil jika dibandingkan dengan moda sejenis di kota-kota besar lain di dunia. “Apalagi jika dibandingkan dengan Bogota yang menjadi induk belajarnya. Kapasitas angkut di Bogota hingga 45.000 pphpd,” sebutnya.
Sementara itu, Perwakilan dari DAMRI, selaku pemenang tender pengadaan armada busway koridor 1 dan 8, Hartadi, membantah pihaknya tak mampu menyediakan bus. Saat ini, DAMRI tengah mempersiapkan 66 armada untuk digunakan di dua koridor tersebut. “Kemungkinan pengoperasianya dilakukan awal 2013 mendatang. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa juga dioperasikan akhir 2012,” tuturnya.
Kepala BLU Transjakarta Muhamad Akbar, enggan berkomentar mengenai gagalnya peremajaan di koridor 1 dan 8. Ia hanya mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan layanan busway. Salah satunya dengan meluncurkan program busway gratis setiap hari libur. “Program busway gratis menjadi salah satu upaya kami mempromosikan Transjakarta. Ini juga upaya memperbaiki layanan kepada masyarakat,” tandasnya. (wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Susah Cari Ikan, Nelayan Jakut Digelontor Beras
Redaktur : Tim Redaksi