jpnn.com, MAJALENGKA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati memprakirakan selama sepekan ke depan wilayah Cirebon, Jawa Barat, mengalami potensi cuaca ekstrem.
Hal ini dikarenakan berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan meningkatnya pola tekanan rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia.
BACA JUGA: Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Februari
"Masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin," kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Kertajati Faa Iziyn di Majalengka, Minggu (5/1).
Menurutnya, kondisi ini dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia, meningkatnya pola tekanan rendah di BBS (sekitar Australia) dapat membentuk pola konvergensi (pertemuan massa udara) dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
BACA JUGA: Hari Ini Modifikasi Cuaca di Jabodetabek Dimulai
"Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan," ujarnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi.
"Intensitas hujan tinggi di atas 300 mm per bulan dan ini tentu perlu diwaspadai," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti