BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Januari 2024 – 06:55 WIB
BMKG peringatkan cuaca ekstrem. Ilustrasi. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem pada 6-10 Januari 2024.

Kepala Stasiun Zaenuddin Abdul Majid Lombok Satria Topan Primadi menyatakan potensi itu terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

BACA JUGA: Waspada Hujan Lebat Hari Ini, Cuaca Ekstrem Diprediksi Melada Sejumlah Wilayah

"Warga diimbau tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang terjadi," kata Satria dalam keterangan tertulis di Mataram, Sabtu (6/1).

Satria menjelaskan wilayah di NTB yang diprakirakan terjadi cuaca hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang adalah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima.

BACA JUGA: Sewa Pesawat, Pemprov Papua Tengah Salurkan Bantuan Bagi Masyarakat Terdampak Cuaca Ekstrem

"Potensi cuaca ekstrem diprakirakan terjadi dari pagi hingga dini hari di sebagian wilayah di NTB," katanya.

BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada peningkatan potensi curah hujan di wilayah Indonesia.

Kondisi atmosfer menunjukkan beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan diantaranya kondisi aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby ekuator di wilayah NTB.

"Adanya sirkulasi di Laut China Selatan dan Samudra Hindia, serta kecepatan angin, dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah NTB untuk beberapa hari ke depan," ucapnya.

Oleh karena itu, Satria berharap pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan sosialisasi dan meningkatkan edukasi masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.

"Upaya mitigasi bencana harus dilakukan dengan memangkas ranting pohon yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat," ucap Satria.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler