BMKG Pakai 3 Jurus Ini untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional

Selasa, 09 Agustus 2022 – 15:47 WIB
BMKG berupaya meningkatkan layanan informasi cuaca dan iklim untuk mengawal dan memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Foto: Dok BMKG

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan layanan informasi cuaca dan iklim untuk mengawal dan memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

Sebab, perubahan Iklim telah berada pada batas kondisi kritis yang akan menjadi tantangan besar bagi Indonesia.

BACA JUGA: BMKG Mencatat 22 Hotspot di Riau, Ini Penjelasannya

Hal tersebut disampaikan Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) “Peran Info BMKG dalam Mendukung Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (8/8).

"Guna mendorong peningkatan daya saing komoditas pertanian yang berkelanjutan. Harapannya, ke depan kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional dapat terus meningkat, melalui smart farming ataupun smart fishing yang memanfaatkan digital platform INFO BMKG," ujar Dwikorita.

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca BMKG: Jaksel dan Jaktim Berpotensi Hujan Siang Ini

Menurutnya, berbagai kejadian ekstrem dan bencana hidrometeorologi mengakibatkan aktivitas pertanian dan perikanan makin rentan terganggu, gagal, dan bahkan mengancam produktivitas.

"Serta mengancam keselamatan para petani dan nelayan. Situasi ini dikhawatirkan mengancam terhadap ketahanan pangan dapat berakibat pula pada terganggunya kedaulatan pangan," bebernya.

BACA JUGA: Peringatan Dini dari BMKG, Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat

Oleh karena itu, BMKG akan menerapkan sejumlah jurus di antaranya, penyiapan sumber daya manusia yang unggul, melalui berbagai program tugas belajar ke jenjang S3, juga training/pelatihan, magang atau internship.

Kemudian, BMKG akan menggunakan teknologi yang canggih dengan memanfaatkan satelit cuaca resolusi tinggi, radar cuaca, berbagai peralatan observasi terkini, yang dilengkapi dengan big data dan artificial intelegent (AI) dalam melakukan analitik, pemodelan, prakiraan, prediksi dan proyeksi.

"Ketiga, media komunikasi multiplatform terkini," katanya.

Dwikorita menuturkan pihaknya akan meningkatkan edukasi dan literasi menyebarluaskan informasi cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami agar mudah dipahami dan diterapkan

Bahkan, kata dia, secara berkelanjutan sejak tahun 2011 BMKG menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) agar petani dan tenaga penyuluh pertanian bisa memanfaatkan informasi dan prakiraan cuaca dengan baik serta mampu beradaptasi dengan situasi cuaca dan iklim kekinian.

“Dalam sepuluh tahun terakhir, pelaksanaan SLI telah menjangkau 451 lokasi di tingkat Kabupaten, di 33 Provinsi, serta telah melatih 16.000 peserta. Alhamdulillah, dampaknya sudah terasa dimana produktivitas lahan rata-rata meningkat hingga 30 persen,” ujarnya.

BMKG juga mengembangkan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN), guna meningkatkan pemahaman dan pengetahuan nelayan terhadap informasi cuaca maritim. Sejak 2016 - 2021, SLCN telahmemfasilitasi 10.118 peserta, di 159 lokasi yang tersebar di 33 Provinsi wilayah Indonesia.

“Pemahaman yang lebih baik terhadap informasi cuaca yang diintegrasikan dengan fishing ground membawa perubahan paradigma dari “mencari ikan” menjadi “menangkap ikan”, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan mengurangi risiko kecelakaan di laut akibat faktor cuaca,” pungkas Dwikorita. (mcr10/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BMKG   ketahanan pangan   pangan   petani   nelayan  

Terpopuler