jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Indonesia menghadapi tantangan bencana dan perubahan iklim yang makin kompleks dan penuh ketidakpastian.
Oleh karena itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan zero victim menjadi sistem yang selalu dibangun oleh instansinya.
BACA JUGA: Peringatan Dini BMKG Cuaca Sore Ini, Warga Jabodetabek Wajib Baca
Dia menyebut tolok ukur keberhasilan sistem peringatan dini, yakni berada pada zero victim.
Hal itu diungkapkan Dwikorita saat memberi sambutan dalam acara Webinar Talkshow Dewan Pembelajar BMKG Corporate University & Ekspos Inovasi Aksi Perubahan Alumni, Jakarta, Kamis (7/4).
BACA JUGA: Simak Prakiraan Cuaca Hari Ini, Ada Peringatan dari BMKG untuk Wilayah Jabodetabek
Menurut Dwikorita, BMKG terus memacu seluruh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki untuk membangun sistem peringatan dini multibencana yang tidak hanya cepat, tetapi juga tepat dan akurat.
"Peringatan dini ya benar-benar harus dini. Prediksinya harus cepat, tepat, dan akurat. Dengan begitu, kami bisa menekan jumlah kerugian materil dan nyawa akibat bencana," ungkap
BACA JUGA: Peringatan Dini BMKG Soal Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sabtu
Dwikorita menilai perlu aksi mitigasi yang terstruktur, sistematis, dan massif.
BMKG juga terus berbenah dan mendorong untuk menjadi Center of Excellence menyusul keharusan organisasi untuk mengubah paradigma pengelolaan ASN menjadi Human Capital.
Hal itu untuk menjawab tantangan global sehingga mampu membawa BMKG menjadi organisasi berkelas dunia.
"Kami (BMKG, red) juga terus melakukan inovasi dan aktif berkolaborasi dengan lembaga lain untuk memperkuat sistem peringatan dini di Indonesia," imbuhnya.
Dwikorita memaparkan, lebih dari 70 persen pegawai BMKG merupakan angkatan muda, generasi milenial. Menurutnya, selama periode 3 tahun ini bonus demografi tersebut harus dikelola dengan sebaik-baiknya.
BMKG terus mengembangkan potensi dan kapasitas SDM secara optimal, agar tidak kehilangan golden moment, tertinggal dalam kemajuan dunia.
"Salah satu strateginya adalah melalui pendidikan dan pelatihan," ucap Dwikorita.
BMKG menargetkan akan tersedia 500 doktor berkualitas pada 2030. Selepas studi, para doktor baru ini akan mengikuti program untuk memastikan kompetensi diterapkan guna pengembangan kinerja berbagai unit di BMKG.
Di sisi lain, pelatihan yang dilakukan akan digelar untuk melengkapi dan menuntaskan pengembangan kompetensi.
"Saya optimistis, melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat dan terukur, maka ASN BMKG mampu melompatkan BMKG dalam mencapai visi dan misinya menjadi global player, organisasi berkelas dunia," ujarnya.
Dwikorita menambahkan, konsep Corporate university dan segala proses perubahan yang dibawanya menjadi wadah untuk mengembangkan kompetensi SDM ASN BMKG.
Eks Rektor UGM itu optimistis Corpu dibentuk dengan berlandaskan visi dari Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan implementasi visi pembangunan nasional dan SDM unggul.
"BMKG Corpu telah mewujudkan reformasi birokrasi bidang manajemen SDM, khususnya dalam hal pengembangan kompetensi melalui sistem pembelajaran terintegrasi yang melibatkan setiap unsur dalam unit kerja," tegas Dwikorita. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul