jpnn.com, KUPANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah mulai memasuki musim kemarau 2021 pada 23 zona musim (zom).
"Wilayah NTT berdasarkan prakiraan musim dari Stasiun Klimatologi Kupang saat ini sudah memasuki musim kemarau, cuaca pada umumnya cerah berawan," kata Kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa (4/5).
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca BMKG, Potensi Hujan Lebat hingga Banjir di Sejumlah Wilayah Indonesia
Agung menjelaskan pada Maret 2021 tercatat dua zona musim (8,7 persen) sudah memasuki awal musim kemarau 2021 yakni zom 249 dan 250.
'"Meliputi wilayah Flores Timur bagian utara dan Adonara, Solor, dan Lembata," ujarnya.
BACA JUGA: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Indonesia
Kemudian, lebih lanjut, pada April 2021 BMKG mencatat 20 zom (87 persen) sudah memasuki musim kemarau.
"Dari 23 zom di Nusa Tenggara Timur (NTT), antara lain zom 247, 248, 251-258, dan 263 yang meliputi sebagian Sikka bagian selatan dan utara, Flores Timur bagian barat daya," bebernya.
Agung menyebut wilayah lain adalah Alor pantar, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur bagian tengah, Sabu Raijua, Rote Ndao, Kota Kupang, Kabupaten Kupang bagian barat, Timor Tengah Utara dan Belu bagian utara.
Dia juga mengatakan pada Mei 2021, diprakirakan hanya ada satu zona musim yang memasuki musim kemarau yakni zom 242 yang meliputi wilayah Manggarai Barat bagian utara, Manggarai, Manggarai Timur, dan Ngada bagian utara.
"Diprakirakan puncak musim kemarau di NTT akan berlangsung pada Agustus 2021 mendatang," ungkapnya.
Agung menyatakan jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981-2010), maka awal musim kemarau 2021 diprakirakan di sebagian besar daerah Nusa Tenggara Timur mundur dari rata-rata.
Saat ini, kata dia, arah angin bertiup dari Timur-Tenggara dengan kecepatan bervariasi antara 10-40 kilomter per jam.
Kecepatan angin sedikit meningkat dibanding pada musim hujan karena adanya perbedaan tekanan udara antara yang signifikan antara Australia dan Asia.
"Namun, kondisi ini masih dalam kategori normal seperti musim kemarau pada umumnya di wilayah NTT," kata Agung Sudiona. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia