BMKG Terus Kembangkan Sistem Peringatan Dini Bencana

Rabu, 09 Januari 2019 – 19:42 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, Senin (24/12). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Berdasarkan data dan pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi gejala peningkatan intensitas bencana secara tajam. Di Indonesia sendiri telah terjadi gempa rata-rata sebanyak 6.000 kali dalam 1 tahun. Namun, di tahun 2018 telah tercatat lebih dari 10.000 kali.

"Di tahun 2018 Indonesia mengalami kejadian bencana alam di luar kondisi normal, seperti kejadian likuifaksi dan tsunami di Selat Sunda. Tentunya ini membutuhkan dukungan dari pemerintah dalam penanggulangan bencana seperti alat sensor dan jaringan-jaringan pengamatan lainnya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat menerima kunjungan kerja Wakil Ketua DPR bidang Kesejahteraan Rakyat H. Fahri Hamzah, bersama anggota Komisi VII DPR Dr H. Kurtubi di Jakarta, Rabu (9/1).

BACA JUGA: Gempa di Halmahera Ikut Mengguncang Manado dan Bitung

Dwikorita mengungkapkan, BMKG bersama kementerian / lembaga terkait, khususnya yang fokus terhadap penanganan bencana telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi sejak tahun 2017.

“Untuk mengatasi peningkatan jumlah intensitas bencana telah dilakukan melalui pengembangan inovasi teknologi yang dimulai 2018, penyempurnaan regulasi yang dikoordinasikan oleh BNPB, Kementeriaan Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dalam penguatan sinergi dengan Pool of Expert dengan K/L, kerjasama dengan institusi luar negeri, dan menggalakkan program edukasi untuk memitigasi bencana melalui koordinasi dengan K/L terkait dan Media.Massa," ujarnya.

BACA JUGA: Kritik Balik buat Fadli Zon soal Anggaran BMKG, Jleb Banget

Untuk itu, BMKG merasa terbantu dengan dukungan yang diberikan oleh DPR RI dalam pengembangan sistem peringatan dini bencana bersama dengan Kementerian / Lembaga lain.

Fahri Hamzah menambahkan, Indonesia sebagai kawasan Ring of Fire memiliki potensi bencana yang sangat besar seperti gempa bumi dan bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir. "BMKG harus lebih kuat dan optimal dalam melakukan koordinasi dan memitigasi bencana, serta diharapkan dapat melahirkan regulasi baru untuk menciptakan kelembagaan yang khusus menangani bencana," kata Fachri. (mg7/jpnn)

BACA JUGA: Terminal Purabaya Kini Dilengkapi Layar Info Cuaca

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Anak Krakatau Siaga, 3 Detektor Gelombang Dipasang


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler