jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang tahun lalu meraih laba bersih Rp 13,62 triliun membagi dividen sebesar 25 persen atau Rp 3,4 triliun.
Ada juga dividen spesial sebesar sepuluh persen atau Rp 1,36 triliun.
BACA JUGA: Percepat Ekspansi Usaha, Kimia Farma Terbitkan MTN Tahap II
Dengan demikian, total dividen yang dibagi sebesar 35 persen atau Rp 4,77 triliun.
”Memang dividen yang normalnya kami tetapkan 25 persen. Tapi, dalam hal khusus, pemerintah butuh, maka ditambah sepuluh persen,” kata Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni seusai rapat umum pemegang saham (RUPS), Selasa (20/3).
BACA JUGA: Daftar Perbandingan Laba BNI, BRI, BTN, dan Mandiri
Saat ini, bank pelat merah itu berupaya menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR).
Menurut Baiquni, BNI sedang tertekan dari sisi CAR. Saat industri perbankan mempunyai CAR sekitar 21 persen, CAR BNI 18,5 persen.
BACA JUGA: Untuk ke-14 Kalinya BNI jadi Sponsor Utama JJF 2018
”Kami inginnya pembagian dividen tahun ini bisa menurun. Sebab, kami butuh untuk memperkuat permodalan dan ekspansi bisnis,” ujar Baiquni.
Dividen yang dibagikan tahun ini naik 20,45 persen. Sementara itu, sebesar 65 persen dari laba bersih atau Rp 8,85 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Baiquni menargetkan laba bersih perusahaan pada 2018 bisa bertumbuh sebesar sepuluh persen secara year on year (yoy).
Tahun lalu laba BNI tercatat sebesar Rp 13,6 triliun. (rin/c11/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istimewa, BNI Raih Laba Bersih Rp 13,62 Triliun
Redaktur & Reporter : Ragil