BNI Gandeng BKPM Gaet Investor Jepang

Rabu, 03 April 2013 – 10:01 WIB
JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) menggandeng Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memfasilitasi investasi pengusaha asal Jepang yang berniat merelokasi usahanya ke Indonesia. Dengan koordinasi antara BNI dengan BKPM ini diharapkan proses perizinan penanaman modal bakal semakin mudah.
 
Perjanjian kerja sama BNI-BKPM ini direalisaikan melalui penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo dengan Kepala BKPM Mohammad Chatib Basri di Jakarta, Selasa (2/4).
 
’’Kami sepakat bekerja sama dalam hal kegiatan promosi bersama dan pemanfaatan produk dan layanan jasa perbankan terkait dengan kegiatan penanaman modal asing, yang pada tahap awal akan dimulai dengan kegiatan bersama promosi penanaman modal yang berasal dari Jepang ke Indonesia dan dari Indonesia ke Jepang,” kata Gatot.
 
Dengan kolaborasi ini, menurut Gatot, pelayanan bagi investor Jepang yang ingin merelokasi usahanya di Indonesia menjadi semakin lengkap jika melalui asistansi BNI. Sebab, seluruh kebutuhan investor Jepang akan terpenuhi, mulai dari penyediaan lahan hingga perizinan. Untuk lahan telah disediakan seluas 1.400 hektare di Karawang, Jabar. Dalam penyediaan lahan ini BNI menggandeng Suryacipta Swadaya.
 
BNI juga telah membentuk Japan desk yang khusus memberikan pelayanan lengkap bagi pengusaha Jepang yang ingin merelokasi bisnisnya ke Indonesia, baik pelayanan banking (produk perbankan) maupun nonbanking, seperti memberikan nasehat investasi, business matching, membantu perizinan, hingga pencarian lahan investasi.
 
’’MoU antara BNI dan BKPM dapat menjadi strategic alliance yang dapat memudahkan pengusaha Jepang untuk merealisasikan relokasi usahanya ke Indonesia. Dengan relokasi itu, upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru akan terbantu,” ungkap Gatot.
 
Dia menyatakan, Indonesia membutuhkan investor asing lantaran besarnya ceruk pasar di dalam negeri. Di Jepang, BNI telah melakukan pendekatan dengan 120 bank regional setempat yang telah menjalin kerja sama dengan pihak swasta.
 
Dari jumlah itu, bank milik pemerintah ini melakukan kerja sama dengan 46 bank. Ada sekitar 1.200 nasabah korporasi yang terdaftar sebagai nasabah di bank regional Jepang yang kini sudah bekerja sama dengan BNI. Gatot menyebutkan, sejak hadir di Jepang, ada 1.100 perusahaan UKM yang berminat berinvestasi di Indonesia.
 
Mereka memiliki plafon sekitar USD 1 juta. Sedangkan investasi skala menengah berkisar antara USD 1-10 juta. Gatot mengaku, BNI belum menghitung secara pasti berapa fee based income yang ditargetkan dari kerja sama dengan BKPM tersebut.
 
Chatib berharap, terjalinnya kerja sama ini bakal makin memudahkan investor Jepang yang ingin merelokasi usahanya ke Indonesia. Dampaknya target kerja sama ini akan memberikan pelayanan dengan aspek finansial, seperti pendanaan perbankan dengan pihak Jepang, selain itu juga guna menggenjot target foreign direct investment (FDI) tahun ini.
 
Tercatat, ada tiga negara yang mendominasi penanaman modal di Indonesia, yakni Singapura, Jepang, dan Korea. Investasi Jepang sendiri mencapai USD 2,5 miliar. BKPM di 2013 ini menargetkan investasi sebesar Rp 390 triliun dengan porsi FDI 78 persen atau naik 30 persen dibandingkan tahun lalu.
 
Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat investor Jepang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia, salah satunya adalah pertumbuhan konsumsi kelas menengah yang berkembang pesat. ’’Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk di atas 200 juta jiwa. Kelas konsumsi kalangan menengah tumbuh. Artinya pasarnya tersedia,” jelasnya. (lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Bandara Palembang, AP II Bidik 4 Juta Penumpang

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler