JAKARTA--Badan Narkotika Nasional (BNN) mengaku kewalahan dalam menghadapi kasus penyelundupan narkoba ke wilayah Indonesia. "Pelabuhan tikus" menjadi pintu masuk vaforit jaringan narkoba internasional untuk memasok barang haram itu.
Sementara, jumlah pelabuhan tikus di seluruh nusantara cukup banyak. Semakin banyak suatu daerah jumlah pelabuhan tikusnya, maka menjadi lahan subur penyelundupan narkoba.
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Benny Mamoto kemarin mengatakan, hampir semua pelabuhan tikus di kawasan Sumatera menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba. Termasuk juga di Kalimanan.
"Hampir semuanya berupa pelabuhan kecil atau pelabuhan tikus di sepanjang pesisir pantai Sumatera dan jalur darat melewati perbatasan di Kalimantan," ungkap Pol Benny Mamoto saat dihubungi di Jakarta, kemarin (5/6).
Benny Mamoto mengatakan, ribuan pintu masuk tersebut tidak bisa dijaga sepenuhnya oleh petugas BNN ataupun Polri. Sehingga sangat rentan dengan penyelundupan dari negara tetangga.
"Petugas sangat terbatas, jadi tidak mungkin untuk menjaga seluruh daerah perbatasan. Di sini kita mengharapkan agar masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan untuk ikut berperan aktif dalam menghalangi penyelundupan. Minimal dengan melaporkan ke petugas terdekat hal-hal yang mencurigakan," harapnya.
Pria asal Sulawesi Utara ini menuturkan penyelundupan dilakukan oleh jaringan internasional dengan modus antara lain membungkus paket narkoba dengan bentuk yang mudah. "Seperti disimpan dalam balik koper sampai di dalam pakaian dalam," bebernya.
Kabag Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto menambahkan, Sumut tergolong rawan karena banyaknya pelabuhan tikus. Karenanya, dia mengimbau agar pihak-pihak terkait di Sumut memantau secara intensif lokasi vaforit jaringan internasional itu.
Bukan hanya kepada aparat resmi, Sumirat juga mengimbau para nelayan agar ikut peduli. Jika melihat ada yang mencurigakan, agar segera lapor ke petugas setempat. Dikatakan, BNN sudah bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Daerah Tertinggal, dan Kemenko Kesra, agar terus meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan.
"Kalau belum sejahtera, ya tak peduli, yang penting cari ikan saja," ujar Sumirat.
Benny menambahkan, sejak 2011 sampai Maret 2013, petugas menangkap sekira 387 tersangka penyelundupan narkoba.
Dia menyebutkan, untuk 2011 ada 158 tersangka, 136 pria dan 32 wanita. Pada 2012 ada 136 tersangka, 101 pria dan 35 wanita. Sedang hingga Maret 2013 ini 93 tersangka dengan rincian 65 pria dan 28 wanita. (ian/sam/jpnn)
Sementara, jumlah pelabuhan tikus di seluruh nusantara cukup banyak. Semakin banyak suatu daerah jumlah pelabuhan tikusnya, maka menjadi lahan subur penyelundupan narkoba.
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Benny Mamoto kemarin mengatakan, hampir semua pelabuhan tikus di kawasan Sumatera menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba. Termasuk juga di Kalimanan.
"Hampir semuanya berupa pelabuhan kecil atau pelabuhan tikus di sepanjang pesisir pantai Sumatera dan jalur darat melewati perbatasan di Kalimantan," ungkap Pol Benny Mamoto saat dihubungi di Jakarta, kemarin (5/6).
Benny Mamoto mengatakan, ribuan pintu masuk tersebut tidak bisa dijaga sepenuhnya oleh petugas BNN ataupun Polri. Sehingga sangat rentan dengan penyelundupan dari negara tetangga.
"Petugas sangat terbatas, jadi tidak mungkin untuk menjaga seluruh daerah perbatasan. Di sini kita mengharapkan agar masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan untuk ikut berperan aktif dalam menghalangi penyelundupan. Minimal dengan melaporkan ke petugas terdekat hal-hal yang mencurigakan," harapnya.
Pria asal Sulawesi Utara ini menuturkan penyelundupan dilakukan oleh jaringan internasional dengan modus antara lain membungkus paket narkoba dengan bentuk yang mudah. "Seperti disimpan dalam balik koper sampai di dalam pakaian dalam," bebernya.
Kabag Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto menambahkan, Sumut tergolong rawan karena banyaknya pelabuhan tikus. Karenanya, dia mengimbau agar pihak-pihak terkait di Sumut memantau secara intensif lokasi vaforit jaringan internasional itu.
Bukan hanya kepada aparat resmi, Sumirat juga mengimbau para nelayan agar ikut peduli. Jika melihat ada yang mencurigakan, agar segera lapor ke petugas setempat. Dikatakan, BNN sudah bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Daerah Tertinggal, dan Kemenko Kesra, agar terus meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan.
"Kalau belum sejahtera, ya tak peduli, yang penting cari ikan saja," ujar Sumirat.
Benny menambahkan, sejak 2011 sampai Maret 2013, petugas menangkap sekira 387 tersangka penyelundupan narkoba.
Dia menyebutkan, untuk 2011 ada 158 tersangka, 136 pria dan 32 wanita. Pada 2012 ada 136 tersangka, 101 pria dan 35 wanita. Sedang hingga Maret 2013 ini 93 tersangka dengan rincian 65 pria dan 28 wanita. (ian/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LHI Mulai Diadili Pertengahan Juni
Redaktur : Tim Redaksi