jpnn.com, JAKARTA - Longsor susulan masih sering terjadi di Kampung Adat, Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) hingga Kamis (3/1).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho longsor itu terjadi dengan intensitas yang kecil.
“Longsor susulan masih sering terjadi meskipun dengan intensitas yang kecil,” kata Sutopo, Jumat (4/1).
BACA JUGA: Longsor Sukabumi, 18 Tewas, 15 Hilang
Dia menjelaskan, pada Kamis (3/1) malam, suara gemuruh kembali terdengar di lokasi longsor karena adanya batu besar yang berada di mahkota longsor jatuh ke bagian bawah.
“Kondisi ini cukup membahayakan bagi personel di lapangan,” tegasnya.
BACA JUGA: Istana Bantah Rumor tentang Letjen TNI Doni Monardo
Dia menambahkan penanganan longsor hingga hari kelima, Jumat (4/1), masih terus dilakukan. Sutopo mengatakan Bupati Sukabumi Marwan Hamami, telah menetapkan masa tanggap darurat penanganan longsor selama tujuh hari mulai 31 Desember 2019 hingga 6 Januari 2019.
“Setiap dari dilakukan rapat koordinasi di posko untuk mengevaluasi dan menyusun rencana penanganan selama masa tanggap darurat,” ungkap Sutopo.
BACA JUGA: Ini Kata Tim Jokowi soal Batalnya Pelantikan Doni Monardo
Dia mengungkapkan, kendala utama pencarian korban adalah karena faktor cuaca yakni hujan. Menurutnya, jika kondisi cuaca cerah, maka pencarian korban dapat dilakukan hingga malam hari.
“Sebaliknya jika hujan dapat menyebabkan evakuasi dihentikan lebih awal,” katanya.
Longsor yang terjadi Minggu 31 Desember 2018 lalu di Kampung Adat, Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jabar, telah menyebabkan 18 korban meninggal, 15 warga hilang. Tiga warga dilaporkan luka berat dan dirawat di Rumah Sakit (RS) Pelabuhan Ratu.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Korban Longsor Belum Ditemukan Anjing Pelacak
Redaktur & Reporter : Boy