BNPT dan Kementerian PPPA Wujudkan Desa Ramah Perempuan Bebas Radikal

Rabu, 20 April 2022 – 20:16 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menandatangani kerja sama dengan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Dok Humas BNPT.

jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) untuk mencegah narasi ideologi terorismie.

Kerja sama ini dilakukan dengan penandatangan nota kesepahaman antara Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati di Jakarta, Rabu (20/4).

BACA JUGA: Program Sinergitas BNPT Mengembalikan NKRI ke Hati Eks Napiter

Boy Rafli menuturkan kerja sama ini penting dilakukan karena banyak keterlibatan perempuan dan anak dalam aksi terorisme.

"Dalam beberapa catatan kami, ada sejumlah perempuan yang terlibat dalam kasus terorisme. Dalam catatan kami kurang lebih ada sekitar 14," kata Boy dalam siaran persnya Rabu.

BACA JUGA: BNPT & UN Women Dorong Perempuan Ikut Melawan Ekstremisme

Salah satu perempuan yang terjerat dalam tindakan terorisme tersebut ialah Zakiah Aini yang menyerang di Mabes Polri pada 3 Maret 2021 lalu.

Kasus lainnya yang cukup menggemparkan, yakni seorang ibu dan dua anak dalam aksi teror di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro pada Mei 2018.

BACA JUGA: Kementerian PPPA dan KND Sepakati Tiga MoU, Begini Penjelasannya

Mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan apabila dilihat dari perspektif global yang berkembang, perempuan dan anak yang terlibat dalam aksi teror merupakan korban dari ideologi terorisme yang ditanamkan.

“Secara fakta memang jadi pelaku, tetapi sesungguhnya perempuan dan anak adalah korban yang dilakukan oleh kaum pria dalam proses radikalisasi yang dijalankan kelompok terorisme," kata Boy.

Senada dengan Kepala BNPT, Menteri PPA melihat keterlibatan perempuan dan anak dalam aksi terorisme ini dipicu kerentanan kelompok tersebut untuk terpapar ideologi teror, sehingga kemudian mereka menjadi pelaku sekaligus korban.

"Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perempuan rentan dilibatkan dalam aksi terorisme. Seperti diketahui bersama, itu adalah budaya patriarki, ekonomi maupun akses informasi," kata dia.

Karena itu dia berharap dengan kerja sama antara BNPT dan Kementerian PPPA, kedua lembaga dapat berkolaborasi mewujudkan strategi penanggulangan terorisme, termasuk salah satunya dengan ikut berpartisipasi dalam program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak.

Sejauh ini, Bintang mengatakan terdapat 142 model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Indonesia. Dengan kerja sama yang diikat, BNPT diproyeksikan untuk terlibat lebih aktif menciptakan desa-desa ramah perempuan utamanya di daerah-daerah rawan aksi teror.

"Mudah-mudahan bisa turun bersama, bisa mewujudkan yang namanya Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak yang bebas keterpaparan dari paham radikal terorisme," pungkas dia. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementerian PPPA Beri Predikat Tara Utama bagi TPA Sahabat Semut Kemnaker


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler