BNPT Ungkap Ciri Penceramah Radikal, Komentar Anwar Abbas Menohok

Senin, 07 Maret 2022 – 17:18 WIB
Wakil Ketum MUI Anwar Abbas mengomentari BNPT yang menyebut 5 ciri penceramah radikal. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas merespons penjelasan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait ciri-ciri penceramah radikal.

Anwar Abbas bahkan mengutip pernyataan ekonom Amerika Serikat Milton Friedman dalam bukunya yang berjudul Free to Choose.

BACA JUGA: 5 Ciri Penceramah Radikal Menurut BNPT, Brigjen Nurwakhid Ungkap 3 Strategi Mereka

Pernyataan Milton yang dikutip oleh Anwar Abbas menyebutkan kombinasi kekuatan ekonomi dan politik yang berada di tangan yang sama akan menjadi resep seorang tirani.

"Baca sajalah pernyataan Milton Friedman ini, akan tahu apa yang sedang terjadi di negeri ini," kata Anwar Abbas kepada JPNN.com, Senin (7/3).

BACA JUGA: Buya Anwar Minta Elite Politik tidak Menjerumuskan Jokowi

Tidak hanya itu, Buya Anwar-sapaan akrabnya- memberikan sebuah video warga yang sedang antre membeli minyak goreng sejak pukul 04 pagi.

"Coba lihat bagaimana susahnya masyarakat, memangnya para pemimpin dan para politisi sibuk memikirkan dan mengurusi rakyatnya. Untuk apa bicara tentang terorisme di saat rakyat susah," lanjutnya.

BACA JUGA: Ketua Honorer K2 Punya 3 Tuntutan ke BKN, yang Terakhir Mengejutkan

Sebelumnya, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid menjelaskan 5 ciri-ciri penceramah radikal.

Hal ini disampaikan Ahmad Nurwakhid dalam siaran pers BNPT pada Sabtu (5/3).

Pertama, mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan proidieologi khilafah transnasional.

Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

Ketiga, menanamkan sikap anti-pemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidak percayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, hate speech, dan sebaran hoaks.

Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas).

Kelima, biasanya memiliki pandangan anti-budaya ataupun anti-kearifaan lokal keagamaan. (mcr8/jpnn)


Redaktur : Soetomo
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler