PRETORIA--Seorang bocah pria membuat heboh dunia setelah menikah dengan perempuan yang jauh lebih tua dan lebih pantas menjadi neneknya. Sanele Masilela, 8, asal Kota Tshwane, Provinsi Gauteng, Afrika Selatan (Afsel), menjadi suami setelah menikahi Helen Shabangu, 61, dalam upacara tradisional yang megah dan meriah sekitar dua pekan lalu.
"Hari (pernikahan) itu begitu luar biasa dan persis seperti apa yang saya bayangkan," kata Masilela seperti dikutip Daily Mail, Senin (25/3).
Tabloid Inggris itu kemarin memperlihatkan foto siswa sekolah dasar (SD) itu menikmati makan malam bersama sang istri. Mengenakan celana pendek dan duduk dengan kaki menggantung di kursi makan, Masilela lebih terlihat seperti cucu ketimbang suami Shabangu.
Shabangu lebih cocok menjadi nenek bocah yang gemar bermain sepak bola tersebut. Faktanya, ibu lima anak itu memang berteman dengan nenek dan kakek Masilela. Bahkan, Masilela menikah dengan perempuan yang tinggal tak jauh dari rumahnya itu atas petunjuk arwah sang kakek. Konon, sang kakek mendatangi Masilela lewat mimpi dan memintanya segera menikah.
Demi menghormati leluhur, Masilela dan keluarganya pun mewujudkan permintaan sang kakek yang sudah meninggal dunia tersebut. Seperti pernikahan pada umumnya, bocah bau kencur itu pun melamar dan memberikan mahar kepada mempelai perempuan. Keluarga Masilela memberikan mas kawin 500 poundsterling (sekitar Rp 7,4 juta) kepada Shabangu.
Disaksikan sekitar 100 orang, pasangan yang berselisih umur 53 tahun itu saling mengikat janji setia. Dalam pesta pernikahan yang menelan biaya sekitar 1.000 poundsterling (sekitar Rp 14,8 juta) itu, Masilela-Shabangu juga saling tukar cincin. Puncak upacara pernikahan ditandai dengan ciuman mesra Masilela kepada sang istri.
"Teman-teman menganggap pernikahan ini lelucon. Tapi, kini saya merasa menjadi suami yang sebenarnya," kata Masilela, bungsu dari lima bersaudara. Meski sudah resmi menikah, Masilela dan Shabangu tidak tinggal serumah. Sebab, Shabangu pun masih terikat pernikahan resmi secara agama dan hukum dengan suaminya, Alfred.
Demi janji setianya kepada Masilela, Shabangu sering mengundang suami kecilnya itu makan malam bersama. Bahkan, mereka tak jarang makan bersama keluarga besar Shabangu atau keluarga besar Masilela. Alfred yang sudah menikah selama 30 tahun dengan Shabangu tidak keberatan dengan kehidupan baru sang istri. "Saya dan anak-anak ikut bahagia," ujarnya.
Kehidupan pernikahan Masilela dan Shabangu memang sebatas makan atau berkumpul bersama keluarga besar. Di luar itu, Masilela tetap bocah ingusan yang suka bermain dengan teman-teman sebayanya. Tapi, bagi dia, pernikahan itu merupakan bagian penting dari sejarah kehidupannya. Lewat pernikahan itu, dia merasa telah membahagiakan sang kakek.
Shabangu pun memiliki pendapat sama dengan Masilela. Dia tidak keberatan menikah dengan bocah yang seusia cucunya itu karena ingin membuat para leluhur senang. "Ini budaya kami. Saat para leluhur meminta sesuatu dari Anda, Anda harus memenuhinya. Saya tidak yakin orang (di negara) lain bisa memahami," papar perempuan yang mengenakan penutup kepala tersebut. (dailymail/hep/dwi)
"Hari (pernikahan) itu begitu luar biasa dan persis seperti apa yang saya bayangkan," kata Masilela seperti dikutip Daily Mail, Senin (25/3).
Tabloid Inggris itu kemarin memperlihatkan foto siswa sekolah dasar (SD) itu menikmati makan malam bersama sang istri. Mengenakan celana pendek dan duduk dengan kaki menggantung di kursi makan, Masilela lebih terlihat seperti cucu ketimbang suami Shabangu.
Shabangu lebih cocok menjadi nenek bocah yang gemar bermain sepak bola tersebut. Faktanya, ibu lima anak itu memang berteman dengan nenek dan kakek Masilela. Bahkan, Masilela menikah dengan perempuan yang tinggal tak jauh dari rumahnya itu atas petunjuk arwah sang kakek. Konon, sang kakek mendatangi Masilela lewat mimpi dan memintanya segera menikah.
Demi menghormati leluhur, Masilela dan keluarganya pun mewujudkan permintaan sang kakek yang sudah meninggal dunia tersebut. Seperti pernikahan pada umumnya, bocah bau kencur itu pun melamar dan memberikan mahar kepada mempelai perempuan. Keluarga Masilela memberikan mas kawin 500 poundsterling (sekitar Rp 7,4 juta) kepada Shabangu.
Disaksikan sekitar 100 orang, pasangan yang berselisih umur 53 tahun itu saling mengikat janji setia. Dalam pesta pernikahan yang menelan biaya sekitar 1.000 poundsterling (sekitar Rp 14,8 juta) itu, Masilela-Shabangu juga saling tukar cincin. Puncak upacara pernikahan ditandai dengan ciuman mesra Masilela kepada sang istri.
"Teman-teman menganggap pernikahan ini lelucon. Tapi, kini saya merasa menjadi suami yang sebenarnya," kata Masilela, bungsu dari lima bersaudara. Meski sudah resmi menikah, Masilela dan Shabangu tidak tinggal serumah. Sebab, Shabangu pun masih terikat pernikahan resmi secara agama dan hukum dengan suaminya, Alfred.
Demi janji setianya kepada Masilela, Shabangu sering mengundang suami kecilnya itu makan malam bersama. Bahkan, mereka tak jarang makan bersama keluarga besar Shabangu atau keluarga besar Masilela. Alfred yang sudah menikah selama 30 tahun dengan Shabangu tidak keberatan dengan kehidupan baru sang istri. "Saya dan anak-anak ikut bahagia," ujarnya.
Kehidupan pernikahan Masilela dan Shabangu memang sebatas makan atau berkumpul bersama keluarga besar. Di luar itu, Masilela tetap bocah ingusan yang suka bermain dengan teman-teman sebayanya. Tapi, bagi dia, pernikahan itu merupakan bagian penting dari sejarah kehidupannya. Lewat pernikahan itu, dia merasa telah membahagiakan sang kakek.
Shabangu pun memiliki pendapat sama dengan Masilela. Dia tidak keberatan menikah dengan bocah yang seusia cucunya itu karena ingin membuat para leluhur senang. "Ini budaya kami. Saat para leluhur meminta sesuatu dari Anda, Anda harus memenuhinya. Saya tidak yakin orang (di negara) lain bisa memahami," papar perempuan yang mengenakan penutup kepala tersebut. (dailymail/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Musharraf Pulang dari Pengasingan
Redaktur : Tim Redaksi