Sementara, ibu kedua anak itu, Johana, mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Dugaan sementara, kobaran api dipicu akibat obat nyamuk di dalam kamar di rumah berlantai dua itu. Hingga kemarin, belum ada penjelasan resmi dari tim labfor Polda Sulsel.
Informasi yang diperoleh, Johana dan kedua anaknya, pulang ke rumahnya sekira pukul 01.00 dini hari. Mereka pulang larut malam karena berjualan gorengan di sekitar Masjid Al-Markaz. Mata mereka baru terpejam 30 menit sebelum kebakaran terjadi. Kelelahan setelah berjualan seharian membuat janda beranak dua ini tidak mengetahui bahaya sudah mengancam.
Api yang membesar di dalam kamarnya, membuat suhu ruangan menjadi panas. Begitu pula asap yang mengepul di dalam kamar itu, membuatnya napasnya terganggu hingga Johana baru tersadar. Saat matanya terbuka dilihatnya asap dan kobaran api sudah mengelilinginya.
Spontan, Johana mengambil air di kamar mandi. Upayanya itu tidak berhasil. Dia terus berusaha, meski tubuhnya sudah dilalap api. "Dia tidak bisa memadamkan api. Air yang dia siram tidak mengenai api hingga tak mampu menyelamatkan anaknya," kata ibu Johana, Nursiah.
Johana mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya, baik wajah, lengan, dan kaki. Tubuhnya melepuh. Wanita berusia 23 tahun ini dilarikan warga setempat di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Labuang Baji Makassar.
Kobaran api yang terus membesar membuat warga setempat panik. Sebagian warga berusaha memadamkan api dan lainnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran. Belasan unit mobil milik Dinas Pemadam Kebakaran Pemkot Makassar dibantu ambulans milik PMI diterjunkan ke lokasi.
Api berhasil dikuasai dalam tempo waktu setengah jam. Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, Pagar Alam, mengatakan, saat mendapat laporan peristiwa itu, pihaknya langsung menerjunkan armada untuk memadamkan kobaran api. Api berhasil dipadamkan. Petugas pemadam kebakaran yang melakukan penyisiran menemukan dua bocah tewas terpanggang.
Kuat dugaan, saat kejadian mereka sedang tidur lelap. Banyaknya asap juga dipastikan membuat mereka kesulitan untuk bernapas dan pingsan di dalam ruangan. "Dua anak itu umurnya 9 tahun dan 7 tahun," timpal, Koordinator Posko Penanggulangan Bencana 247 PMI Makassar, Syahrul.
Kapolsek Tallo, Kompol Frans Tendean, menambahkan, penyebab pasti kebakaran di rumah itu baru akan diketahui setelah tim Labfor Polda Sulsel merampungkan hasil penyelidikannya. "Kita tunggu hasil dari Labfor Polda Sulsel untuk mengetahui penyebabnya," imbuhnya.
Memori Tanggal 2
Musdalifah dan Raodah, kakak beradik dari ibu seorang janda, Johana. Musdalifah lahir 2 Desember 2003, sementara Raoda, lahir 2 September 2005. Tanggal kelahiran kedua anak ini sama. Ironisnya, keduanya, juga harus meninggal di tanggal yang sama. Yaitu, Kamis, 2 Agustus.
Saat ditemui di RS Labuang Baji, Johana menuturkan, saat terjadi kebakaran dia dan kedua anaknya lagi tidur di kamar. Sekitar pukul 02.00 dinihari dia terjaga dari tidurnya karena kepanasan. Saat terbangun itulah api sudah berada di depan mereka. "Saya ke kamar mandi untuk ambil air di baskom. Anak saya sudah terbakar," tandasnya.
Dia menceritakan, sebelum tidur di kamarnya, dirinya terlebih dulu membersihkan ruangan itu. Tidak ada tanda-tanda bahaya akan munculnya api di rumahnya itu. "Saya tidak tahu kenapa bisa ada api. Padahal baruka pulang dari tempat jualanku di Almarkas, tidur ka sebentar tiba-tiba api sudah ada di depan kamar," paparnya sambil menahan rasa sakit.
Diakuinya, saat mengambil air di kamar mandi untuk memadamkan kobaran api, kedua anaknya sempat beteriak "api mama…". Setelah teriakan itu, suara kedua anaknya tidak terdengar lagi. "Saya dengar teriakannya, setelah itu tidak ada lagi. Saat saya berusaha padamkan api, anakku sudah terbakar," kuncinya. (abg/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sengketa Tanah, Warga Duduki Landasan Pacu
Redaktur : Tim Redaksi