Bocah di Sumut Meninggal Seusai Divaksin, Begini Kronologisnya

Kamis, 27 Januari 2022 – 11:53 WIB
Vaksinasi anak usia 6-11 Tahun. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, DELI SERDANG - Seorang bocah SD bernama Ronald Sitinjak (10) di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara meninggal seusai divaksin Covid-19, Rabu (26/1) dini hari.

Ibu Ronald, Sarma menyebut awalnya anaknya mulai sakit seusai mengikuti vaksinasi di sekolah Ronald pada Rabu (19/1). Almarhum saat itu mengeluhkan sakit di bagian perutnya.

BACA JUGA: Penjambret yang Dibakar Massa di Palembang Ternyata Masih Hidup

"Besoknya baru ketahuan sakitnya, kejang-kejang, perutnya keras, kakinya juga," kata Sarma kepada wartawan di rumahnya, Kamis (26/1).

Setelah kejadian itu, Ronald sempat dibawa ke klinik terdekat, dan ke Rumah Sakit Mitra Medika, tetapi karena alat yang tidak memadai, korban lalu dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Sejati Medan. Di sana, Ronald dirawat hingga Senin (24/1).

BACA JUGA: Siswa di Medan Disuntik Vaksin Kosong, Ini Sejumlah Barang Bukti yang Disita Polisi, Hmm

Sarma sendiri tidak mengetahui pasti penyebab anaknya meninggal. Sebab, selama ini anaknya tidak memiliki penyakit bawaan.

"Tidak ada sama sekali, selama ini anak saya sehat, dia sama sekali tidak punya penyakit," ujarnya.

BACA JUGA: Hhmmm, Lelaki Sama Wanita di Kamar Losmen, Setelah Itu

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Deli Serdang Ade Budi Krista membantah dugaan Ronald meninggal dunia karena vaksin.

Ade menyebut bahwa dari data sementara yang diterima oleh pihaknya, korban meninggal karena tetanus. Tetapi, dia tidak memerinci lebih lanjut di bagian tubuh Ronal mana yang terkena tetanus.

"Sudah pasti tidak ada kaitannya dengan vaksin, karena tetanus tidak ada hubungan dengan vaksin. Masa inkubasi tetanus sepuluh hari sampai dengan 14 hari. Artinya, sebelum divaksin anak tersebut sudah terpapar tetanus. Timbul gejala kebetulan sesudah divaksin," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa Ronald memang sudah layak untuk divaksin berdasarkan verifikasi dan skrining yang dilakukan oleh petugas.

“Kemudian input data dan disuntik dengan  vaksin sinovac, observasi dan kemudian pulang,” ujar Ade.

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan diagnosa awal yang dilakukan oleh RS Mitra Sejati, korban mengalami Ileus.

"Lalu difoto abdomen BNO hasil foto tidak ada indikasi ileus,” kata Ade.

Kemudian keesokan harinya, Ronald mengalami kejang-kejang dan dari pemeriksaan dokter spesialis anak, korban dinyatakan Tetanus.

“Hari berikutnya Ronald mengalami keluhan di daerah mulut (sakit gigi) dan oleh dokter dianjurkan untuk dirujuk ke RS Adam Malik,” jelasnya.

Pada Senin (24/1) orang tua korban membawa Ronald pulang ke rumah. Lalu pada Selasa (25/1) keluarga melapor ke sekolah bahwa Ronald sakit seusai divaksin.

“Lalu sekolah melapor ke puskesmas (setempat). Oleh Puskesmas Ronald dikunjungi dan tim puskesmas lalu membujuk untuk dirujuk ke RSUD Amri Tambunan. Namun, Rabu sekira pukul 00.30 WIB Ronald meninggal dunia,” kata Ade. (mcr22/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Finta Rahyuni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler