Bocah Diculik, Disodomi dan Dibantai Pembantu

Putri Tunggal Majikan Dikubur Hidup-hidup

Minggu, 12 Februari 2012 – 19:41 WIB

BENER MERIAH - Benar-benar sadis perbuatan seorang pembantu di Kampung Babussalam, Simpang Tiga Redelong, Bener Meriah. Tersangka tega menculik, menyodomi dan membantai putri semata wayang sang majikan yang masih bocah. Karena tak juga tewas pasca dicekik dan bekap, ia lalu mengubur korban dalam kondisi hidup-hidup sampai akhirnya meregang nyawa. 

Aksi biadab itu dilakukan Karmiadi alias Adi (16). Remaja yang baru menetap di rumah korban dan bekerja sebagai pembantu kebun, milik orang tua Shufi Alifah (5). Ia awalnya menculik si anak sejak Selasa (7/2) sore sekira pukul 16.30 WIB.

Pelaku mengakui seluruh perbuatannya dalam pemeriksaan, di hadapan penyidik Polres Bener Meriah, Sabtu (11/2) dinihari. Ia awalnya membawa Shufi membeli jajan ke warung. Kemudian bocah malang tersebut minta ikut ke ladang tomat. Hingga di tengah perjalanan berkisar 250 meter, dari tempat tinggal orang tua korban, Shufi lantas ditarik ke semak-belukar. Disinilah putri tunggal pasangan Ibnu Faisal (35) dan Hayati (25), disodomi tersangka dalam kondisi menangis.

Pasca mengalami ejakulasi, Adi sempat menyuruh Shufi  pulang ke rumah. Tapi anak kecil ini malah tetap ingin ikut dengan dirinya, sambil berurai air mata. Takut perbuatannya terungkap, ia pun membekap mulut anak majikan dan mencekik lehernya, hingga Shufi lemas. Karena tak juga meregang nyawa, Adi segera mengorek tanah dengan cangkul yang sudah persiapkan, sebagai alat bercocok tanam di kebun tomat.

Selanjutnya tubuh putri Faisal tersebut dimasukkan dan dikubur hidup-hidup. Tersangka menyadari kondisi ini, karena melihat kaki Shufi masih bergoyang-goyang saat badannya ditimbun tanah.

Usai memastikan korban tewas, Adi melangkah pulang ke rumah orang tua Shufi, yang sudah ditempatinya sejak dua bulan silam. Seolah tak terjadi apa-apa, ia tetap beraktivitas seperti biasa. Sementara keluarga si bocah sudah kalang-kabut. Mereka berusaha melakukan pencarian, termasuk menyisir seantero kampung Babussalam. Sayangnya usaha ini tak berhasil, hingga kasus dilaporkan ke polisi.

Sementara itu, aparat Polsek Bukit yang menerima pengaduan langsung menerjunkan tim, guna melacak keberadaan Shufi. Kecurigaan mengarah kepada orang di sekitar rumah. Karena menurut petugas, tak mungkin korban dibawa orang tak dikenalnya, karena sedang bermain-main di halaman.

Dari hasil pemeriksaan secara intensif, insting polisi pun terbukti. Adi mengakui seluruh perbuatannya terhadap korban, Sabtu dinihari. Remaja putus sekolah SMP ini lalu dibawa ke tempat kejadian perkara (TKP) pada malam itu juga.

Ternyata jasad korban ditemukan dalam kondisi telungkup di dalam tanah. Sebagian punggungnya tampak menyembul, tak terkubur secara utuh. Saat proses evakuasi dilakukan, tak tercium bau busuk dari mayat meski sudah tiga hari ditanam tersangka. Diduga karena cuaca cukup dingin seperti beku, membuat proses pembusukan berjalan lambat.

Dari amatan Metro Aceh (Grup JPNN), lokasi temuan mayat terbilang cukup sulit ditemukan warga. Selain jarang dilintasi penduduk, juga dipenuhi rimbunnya semak belukar dan membentuk seperti goa. Mayat Shufi dikubur tepat di samping parit, lantas ditutupi daun agar tak terlihat siapapun.

Dari lokasi kejadian, polisi mengamankan barang bukti pakaian korban, cangkul dan juga sandal milik Shufi. Selanjutnya jenazah diboyong ke RSU Datu Beru Takengon, guna menjalani visum et repertum. Untuk sementara, tim medis menyatakan bagian dubur dan vagina korban mengalami luka robek, akibat sodokan benda tumpul. Terkait kejadian ini, tersangka sudah ditahan dan sedang diperiksa petugas.

Kasat Reskrim Polres Bener Meriah AKP Hartana, dihubungi Metro Aceh pada Sabtu siang mengaku sedang menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

Di hadapan petugas penyidik Polres Bener Meriah, Tersangka Adi (16) mengakui perbuatan sadisnya. Tak disangka memang, dibalik wajah polos sang abg ternyata memiliki sifat pembunuh berdarah dingin. Ia pun menyatakan tak menyesali aksi tersebut.

Saat diwawancarai Metro Aceh, Sabtu (11/2) siang di Polres Bener Meriah, Adi menyebut membantai Shufi karena ingin berhubungan seks dengan lawan jenis. Selain itu, ia juga bertutur gemar nonton film porno.

"Aku suka nonton film porno bang dari Hp. Makanya kemarin saat melihat Shufi, nafsu seksku juga memuncak tiba-tiba," kata Adi kepada wartawan.
Keinginan membunuh juga muncul, karena takut ketahuan telah  memperkosa bocah malang tersebut.

"Takut ketahuan makanya ku bunuh. Tapi dia tak ada kuperkosa dari vagina, cuma ku sodomi lewat dubur aja. Saat ku tanam kemarin, dia masih hidup. Aku lihat dari kakinya goyang-goyang ketika ditimbun tanah di semak-semak tersebut," ujar remaja ini lagi.

Saat disinggung mengenai motif lain mengenai kasus pembantaian kemarin, Adi tak mengelak. Ia menyimpan dendam dan sakit hati terhadap sang majikan, Ibnu Faisal tak lain ayah kandung korban.

"Aku sudah dua bulang kerja sama mereka, tapi terima gaji. Memang dibilang abang itu mau dibelikan Honda, jadi gaji disimpannya. Tapi aku butuh duit, bukan sepeda motor. Jadi aku sakit hati sama dia," terang abg ini.  Sementara itu, Adi turut mengatakan lokasi penguburan Shufi tak satupun yang mengetahui.

"Tempatnya cukup tersembunyi bang. Tak ada warga yang lihat itu, kalopun ada pelintas pasti tak mengira disitu ada mayat. Lokasinya cukup tersembunyi dan ditutup semak-semak rimbun. Aku tau tempat ini karena sering mencari kepiting di sana," pungkas tersangka. (yus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipergoki Massa Saat Mesum


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler